Liputan6.com, Jakarta Tuna netra tak menghalangi Kanchan Gaba untuk menunjukkan prestasi yang bahkan orang dengan penglihatan yang baik pun belum tentu bisa melakukannya. Kanchan adalah perempuan asal India yang sudah dua kali mendapatkan penghargaan dari Presiden India.
Dilansir dari thebetterindia, Kanchan mendapatkan penghargaan dari Presiden Shankar Dayal sebagai Pemandu Pramuka Perempuan Terbaik pada 1994. Lalu pada 2011, ia mendapatkan penghargaan kedua dari Presiden Pratibha Patil. Penghargaan ini diberikan karena ia dianggap sebagai panutan atau role model oleh Kementerian Keadilan Sosial dan Pemberdayaan di India.
Advertisement
Ia juga adalah seorang pengacara atau konsultan hukum yang mengabdikan profesinya untuk membantu orang-orang tidak mampu. Tak hanya itu, untuk melampaui batasannya sebagai penyandang tuna netra, ia aktif dalam kegiatan mendaki gunung dan tebing.
"Aku tak bisa melihat penontonku, tidak juga pemandangan gunung yang kudaki. Tapi hal tersebut tak pernah menghalangiku untuk mengejar tujuan personal dan tujuan profesionalku," kata Kanchan.
Menjadi Tuna Netra pada Usia 8 Tahun
Perempuan berusia 40 tahun ini kehilangan penglihatannya pada usia 8 tahun. Ia kehilangan penglihatannya pada 1984 di suatu pagi ketika ia bangun tidur. Dokter mendiagnosis ia terkena glaucoma dan masalah retina. Hal ini menyebabkannya mengalami kebutaan permanen.
Orangtua Kanchan tidak berhenti mengupayakan kesembuhan anaknya. Mereka tetap mencari solusi dengan mencoba berbagai pilihan dari yang konvensional hingga yang tradisional.
“Mereka tak percaya bahwa aku tak dapat melihat lagi, dan akan sering menangis. Aku merasa hancur ketika hidupku yang berwarna berubah menjadi hitam. Tapi aku telah menerima keadaan dan mulai bergerak," katanya.
Advertisement
Dapat Gelar PhD
Membutuhkan waktu satu tahun untuk orangtua Kanchan menerima kenyataan. Sampai akhirnya, mereka menyekolahkan Kanchan di sekolah khusus tuna netra yaitu Calcutta Blind School.
Kanchan memiliki prestasi baik di sekolah dan menduduki sepuluh besar nilai ulangan terbaik nasional kategori difabel. Ia melanjutkan pendidikannya di Lady Brabourne Collage. Setelah selesai, ia bergabung di Calcutta University untuk mengejar jurusan hukum pada 2001 dengan beasiswa nasional yang didapatkannya. Tiga tahun kemudian, ia menyelesaikan pendidikan pasca sarjana dan di 2008 ia mendapat gelar PhD.
“Hapus semua hal yang membatasi mimpimu. Masalahnya bukan hal apa yang bisa didapat, masalah ada di dalam cara kita berpikir. Jika kau membatasi imajinasi dan pikiranmu, kau akan mendapat kesulitan dalam menggapai tujuan. Tidak ada masalah di dunia ini yang lebih besar dari mimpimu,” pungkasnya.