Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang gemar menyantap sayur kangkung. Namun, sebagian enggan mengonsumsinya apalagi saat banyak aktivitas, gara-gara omongan yang mengatakan makan kangkung bisa membuat mengantuk.
Omongan seperti itu sudah lama menjadi buah bibir dalam masyarakat. Hingga kini pun masih banyak yang mempertanyakan makan kangkung bikin ngantuk itu mitos atau fakta?
Advertisement
Pembahasan mengenai kangkung dan mengantuk, Liputan6.com dapati di laman Twitter. Salah satunya pada akun @heyaaanggg yang menuliskan, “Jangan minum obat tidur, coba deh searching makanan yang bisa bikin ngantuk, katanya sih kangkung bisa.”
Health-Liputan6.com pun menanyakan perihal ini ke dokter spesialis gizi klinik Tirta Prawita Sari pada Jumat (27/12/2019).
Benarkah makan kangkung bikin ngantuk? "Mitos. Mitos yang digaung-gaungkan menjadi sugesti,” kata Tirta.
"Itu bisa jadi sugesti atau setiap makan dia terlalu banyak, nafsu makan banget. Jadi, bukan karena ada zat tertentu di kangkung yang bikin orang jadi ngantuk, tergantung porsinya," ujar dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah tersebut.
Simak Video Menarik Berikut:
Soal Pengolahan dan Porsi
Tirta menjelaskan, bukan kangkung yang dapat menyebabkan kantuk tetapi cara memasak dan seberapa banyak mengonsumsinya.
"Kalau dia (kangkung) dimasak, ditumis, dan minyaknya banyak, terus kita makannya banyak, itu bisa menyebabkan kantuk," katanya.
Misalnya saat makan tumis kangkung, ditambah lauk dan nasi dalam porsi besar. Berhubung rasanya nikmat lalu menambah makan lagi sampai kekenyangan.
Ketika hal tersebut terjadi, kata Tirta, tubuh akan merespons dengan berkurangnya darah dan oksigen ke otak, sehingga menyebabkan rasa kantuk muncul.
Advertisement
Makan dalam Porsi Besar
Wanita yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia ini juga mengatakan bahwa kebanyakan orang yang usai makan siang merasakan kantuk karena makan dalam jumlah yang besar.
Untuk makan dengan takaran yang tepat, Tirta mengatakan untuk memahami kondisi masing-masing. Ditambah lagi makan yang cepat-cepat. "Kebanyakan dari kita itu makan enggak pakai jeda, jadi kita makan selalu cepat," ujarnya.
Padahal, dalam tubuh terdapat mekanisme yang memberi pesan ke otak. Hal tersebut membutuhkan waktu untuk menyampaikan pesan dari lambung ke otak bahwa seseorang sudah kenyang. Diperlukan setidaknya 10-20 menit untuk menyadari bahwa seseorang sudah merasa cukup kenyang.
"Jadi kalo kita makan cepat, tidak mengunyah dengan baik, maka mekanisme itu tidak terjadi," katanya.
Guna mencegah rasa kantuk datang usai makan, Tirta menyarankan agar makan jangan sampai begah. Ketahui juga kondisi yang disebut lapar. Ketika makan, lalu lapar sudah tidak terasa maka saatnya berhenti. "Itu sebuah momen, momen bahwa kamu sudah cukup," tambahnya.
Jika dibuat dalam persentase dengan makan lima kali sehari, maka sesi makan dapat dibagi menjadi 20 persen (sarapan), 30 persen (makan siang), 30 persen (makan malam) serta sesi snack yang terdiri dari dua kali dengan persentase masing-masing 10 persen.
"Yang penting adalah tidak terlalu banyak dan tidak terlalu berminyak," pungkasnya.
Penulis: Lorenza Ferary