Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura I (Persero) mulai efektif mengelola operasional Bandara Sentani Jayapura, pada 1 Januari 2020. Pengelolaan seiring dengan penunjukkan Antonius Widyo Praptono sebagai pelaksana tugas sementara (PTS) General Manager (GM) Bandara Sentani Jayapura.
Penunjukkan PTS GM ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan dokumen kerja sama pemanfaatan (KSP) Bandara Sentani Jayapura dengan Kementerian Perhubungan pada 13 Oktober 2019 lalu, yang menandakan telah resminya Angkasa Pura I mengelola bandara di ujung timur Indonesia tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Sejak 13 Oktober hingga November 2019, Angkasa Pura I mulai mengirimkan tim advance untuk melakukan penilaian kondisi dan kebutuhan. Ini baik dari sisi sistem hingga SDM, untuk dilakukan penyesuaian ketika nantinya mulai dioperasikan oleh perseroan pada 1 Januari 2020.
"Dengan ditunjuknya PTS GM Bandara Sentani sebagai perwakilan manajemen Angkasa Pura I, maka berbagai program pengembangan bandara sudah dapat mulai dilaksanakan dengan memperhatikan tahap-tahap pengembangan bandara," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/12/2019).
Faik Fahmi mengatakan program pengembangan dalam waktu dekat adalah pengembangan terkait dukungan terhadap pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
"Bandara Sentani akan menjadi pintu gerbang utama bagi kedatangan atlet-atlet nasional di Papua. Oleh karena itu, untuk mendukung trafik penumpang saat periode pelaksanaan kegiatan nasional tersebut, Bandara Sentani akan dilakukan penataan dan pengembangan, baik terminal penumpang maupun area parkir kendaraan," sambungnya.
Pengelolaan Bandara Sentani ini, lanjut dia, merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Angkasa Pura I untuk dapat berkontribusi lebih besar terhadap peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah timur Indonesia, khususnya Papua.
"Ini karena Bandara Sentani merupakan entry point sekaligus hub bagi distribusi kargo dan penumpang di Papua," tukas Faik Fahmi.
Kemenhub Fokus Kembangkan 4 Bandara di Papua
Kementerian Perhubungan fokus untuk mengembangkan empat bandara di Papua Barat. Keempat bandara tersebut yakni Bandara Rendani Manokwari, Bandara Siboru Fakfak, Bandara Raja Ampat dan Bandara Domine Edward Osok Sorong.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan hal tersebut usai mengadakan Rapat Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Provinsi Papua Barat bersama Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Kementerian PUPR, Kementerian ATR, serta Bupati, Stakeholder Transportasi dan Kepala UPT Perhubungan se-Provinsi Papua Barat di ruang Kutai, Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Minggu (13/10).
“Tadi dibahas beberapa bandara antara lain bandara di Manokwari, bandara di Fakfak, bandara di Raja Ampat, dan bandara di Sorong. Selain itu kita bahas berkaitan dengan pelabuhan di Sorong, untuk perbaikan. Apa yang kita lakukan adalah koordinasi dengan pemda Papua Barat, karena ada beberapa yang harus diselesaikan permasalahan tanahnya,” ucapnya.
Baca Juga
Menhub menegaskan apabila permasalah tanah telah selesai maka sudah bisa mulai melakukan pekerjaan.
“Kalau tanahnya diselesaikan sekarang seperti Fakfak kita akan mulai melakukan cut and fill tahun depan. Tetapi seperti Rendani di Manokwari ada yang harus diselesaikan pembebasan tanah tahun 2020 dan kami baru akan menyelesaikannya pada tahun 2021. Sedangkan Raja Ampat sepanjang 1.525 m sudah selesai pembebasan lahannya mulai tahun ini dan tahun depan diselesaikan,” ujarnya.
Lebih lanjut Menhub mengungkapkan, pihaknya menargetkan untuk Bandara Rendani Manokwari, progres pengembangan telah mencapai 25 persen.
Advertisement