Belajar Sabar dari Pengalaman Antre Perdana ke Puncak Monas

Banyak pengunjung yang mundur teratur saat hendak berkunjung ke puncak Monas. Mengapa demikian?

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Des 2019, 03:03 WIB
Monumen Nasional (Monas) Jakarta.(Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Monumen Nasional (Monas) menjadi salah satu pilihan destinasi wisata di Jakarta yang bisa dikunjungi untuk mengisi libur Tahun Baru. Bangunan yang menjadi saksi perjuangan para pahlawan ini masih tetap eksis sampai sekarang.

Selain memajang kisah-kisah para pahlawan, Monas juga menawarkan beberapa objek atraktif, termasuk naik ke puncak Monas. Anda bisa memandang ibu kota dari atas bangunan setinggi 132 meter ini. Gedung-gedung pencakar langit hingga lautan manusia bisa terlihat dari sana.

Untuk dapat sampai di sana, Anda harus membeli tiket di loket yang telah tersedia di pintu masuk terlebih dahulu. Petugas menyediakan dua jenis tiket, yaitu untuk masuk ke area Tugu Monas dan Puncak Monas.

Bila tiket sudah di kantong, Anda pun dapat memulai wisata dengan melewati sebuah lorong yang dihiasi lampu berwarna kuning sebelum akhirnya sampai di halaman Tugu Monas. Harganya hanya Rp15 ribu saja untuk ke puncak Monas.

Wisata berlanjut dengan memasuki area Museum Sejarah Nasional. Terletak di bagian dasar Tugu Monas, area ini menyajikan sejarah perjuangan Indonesia, mulai dari zaman penjajahan hingga masa Orde Baru.

Sajian wisata edukasi tersebut digambarkan melalui berbagai bentuk diorama yang mirip dengan aslinya. Patung kecil yang berada di balik kaca itu seolah-olah terlihat hidup.

Anda bisa ke Cawan Monas yang berada di lantai dua dengan menaiki beberapa anak tangga. Banyak pengunjung yang menghabiskan bekal sambil menikmati sejuknya udara di sana.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Sabar Mengantre

Antrean pengunjung untuk dapat masuk ke Tugu Monas.(Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

Jika belum puas menatap pemandangan Jakarta dari Cawan, Anda wajib menjajal Puncak Monas. Untuk menuju ke atas, tiket yang sudah dibeli tadi dibawa ke meja registrasi. Setelah itu, Anda akan mendapatkan antrean masuk. 

Setiap orang akan mendapatkan tiket yang berbeda. Masing-masing tiket memiliki warna tersendiri, seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, merah muda, ungu, cokelat, dan putih. 

Perbedaan warna tersebut ditujukan untuk mengatur jadwal masuk lift menuju Puncak Monas. Masing-masing warna memiliki durasi selama satu jam, contohnya warna putih mulai pukul 16.00-17.00 WIB. Jika Anda mendapat kartu putih, berarti giliran Anda masuk pada pukul 16.00 WIB.

Saya sendiri memperoleh tiket berwarna putih sehingga saya memutuskan untuk pergi ke tempat lain terlebih dulu. Pasalnya, saya tiba di sana sekitar pukul 09.30 WIB dan masih ada waktu panjang yang bisa dimanfaatkan.

Meskipun antrean terlihat panjang, masyarakat terlihat sabar dan antusias untuk dapat sampai ke Puncak Monas. Beberapa memilih untuk duduk-duduk terlebih dahulu sembari menunggu antrean masuknya dipanggil.

"Karena ke Monas jarang-jarang, cuma bisa ke sini kalau libur panjang saja, makanya sekalian saja nunggu walaupun lumayan lama," ujar Abdul Anwar, salah satu pengunjung Monas, kepada Liputan6.com, Sabtu, 28 Desember 2019.

Abdul sudah membeli tiket sejak siang hari, tetapi karena mendapat jadwalnya pukul 16.00 WIB, ia memutuskan untuk berkeliling terlebih dahulu. Ia bersama istrinya melihat-lihat diorama yang berada di Museum Sejarah Nasional dan bersantai di Cawan sambil menikmati makan siangnya.

"Tadi saya tinggal sih, balik lagi sekitar pukul 15.00 WIB. Nunggunya ya kurang lebih satu jam," ucapnya. Durasinya menunggu lebih singkat setengah jam dibandingkan saya.


Hanya Satu Lift

Suasana menatap ibu kota dari Puncak Monas. (Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

Saat tiba giliran Anda, petugas akan menyuruh untuk antre di depan lift. Di sana hanya ada satu lift yang berfungsi untuk mengantar wisatawan menuju ke Puncak Monas. Dalam satu lift terdiri dari delapan hingga 12 orang.

Setiap hari pengelola Monas memberi batasan untuk pengunjung yang akan naik ke Puncak Monas, yaitu 2.000 orang untuk kloter pagi dan 600 orang di malam hari. Jumlah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa bagian dalam rentang waktu satu jam sekali.

Sesampai di Puncak Monas, semilir angin langsung menerpa muka Anda, terasa sejuk dan nyaman. Pengunjung bisa menggunakan teropong gratis yang tersedia di sudut puncak tersebut. Dengan menggunakan teropong, Anda bisa melihat berbagai objek di bawah sana.

Banyak pula wisatawan yang mengabadikan momen menikmati Jakarta dari Puncak Monas menggunakan telepon genggamnya. Ada pula yang hanya sekadar duduk sambil menikmati semilir angin.

Menurut pemandu wisata Monas, Abdul Aziz, menjelang tahun baru pengunjung yang datang ke Monas semakin meningkat. Jika di hari biasa hanya ada 5 ribu orang, akhir tahun ini meningkat menjadi 13 ribu orang.

"Biasanya pengunjung akan meningkat saat libur akhir tahun, Lebaran, libur sekolah, tetapi kalau libur sekolah kenaikannya tidak signifikan," ujar Aziz. (Tri Ayu Lutfiani)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya