BMKG: Topan Phanfone Tak Sampai ke Banten

Prakirawan dari BMKG Stasiun Serang Trian Asmarahadi menegaskan, Topan Phanfone tidak sampai ke Banten, hanya saja efeknya bisa berdampak di perairan.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 30 Des 2019, 14:00 WIB
Pengelola Pantai Karangsari, Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengeluhkan sepinya kunjungan wisatawan usai bencana tsunami. (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Banten - Topan Phanfone di Laut Cina Selatan berdampak pada wilayah lain termasuk di Indonesia. Topan dengan kecepatan angin maksimum 65 knot dan bergerak ke arah Barat bersirkulasi siklonik terpantau di Perairan barat Aceh (925/800mb) dan Sumatera Barat (925/850mb), di Jawa bagian timur (925/850mb), dan di utara Australia (925/850mb).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, konvergensi terbentuk memanjang di Laut Jawa dan Bali hingga Perairan selatan Jawa Timur, dan Papua bagian tengah. Belokan angin terdapat di Sumatera bagian selatan, Jawa, Kalimantan Timur, dan Sulawesi bagian tengah. Low level jet dengan kecepatan angin diperkirakan mencapai lebih dari 25 knot terdapat di Laut Cina Selatan.

Masih dalam pengaruh tersebut, wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai angin kencang, kilat, dan petir pada 29 Desember 2019 adalah Banten. Hal tersebut seperti rilis peringatan dini cuaca 27-29 Desember 2019 dari BMKG.

Prakirawan dari BMKG Stasiun Serang, Trian Asmarahadi menegaskan, Topan Phanfone tidak sampai ke Banten, hanya saja efeknya bisa berdampak di perairan.  

"Badai itu tidak menyebabkan gelombang tinggi. Jadi gelombang tinggi itu beda penyebab. Gelombang tinggi disebabkan oleh kecepatan angin," ungkapnya, Senin (30/12/2019.

Sebelumnya, BMKG juga memeringatkan adanya peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku 26 Desember 2019 pukul 19.00 WIB - 28 Desember 2019 pukul 07.00 WIB.

Gelombang tinggi tersebut diakibatkan oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Barat Laut - Timur Laut dengan kecepatan 3 - 20 knot sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan 3- 16 Knot.

Tinggi gelombang 1.25 -2.50 meter dengan status waspada berpeluang terjadi Selat Sunda Bagian Barat dan Selatan, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat.

BMKG juga mengimbau risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan, khususnya kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter, kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter, kapal ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter, kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisisr sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," katanya menambahkan. 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya