Hingga Akhir 2019, Pasar Modal Bukukan 2,4 Juta Investor

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor pasar modal hingga 27 Desember 2019 mencapai 2,4 juta orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Des 2019, 15:20 WIB
Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor pasar modal hingga 27 Desember 2019 mencapai 2,4 juta orang. Angka ini meningkat 53,04 persen dari periode akhir Desember 2018 sebesar 1.6 juta investor.

"Jumlah investor yang tercatat di KSEI telah mencapai 2,4 juta. Untuk investor lokal mencapai 98,97 persen dan asing 1,03 persen," kata Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo, dalam konferensi pers penutupan perdagangan bursa efek indonesia, di Jakarta, Senin (30/12).

Uriep merincikan dari keseluruhan total investor tertinggi masuk di dalam pasar reksa dana yang mencapai 1,7 juta investor. Sedangkan investor C-BEST mencapai 1,1 juta, dan sisanya 316 ribu investor masuk ke dalam surat berharga negara.

Adapun data demografi dari keseluruhan investor di Indonesia saat ini didominasi oleh pria sebanyak 59,41 persen dengan total aset mencapai Rp 343,17 triliun. Sementara untuk investor perempuan mencapai 40,59 persen dengan total aset Rp 89,44 triliun.

Sementara untuk sebaran investor domestik pada tahun ini yang berpusat di Pulau Jawa hanya mencapai 71,76 persen. Turun dari sebelumnya pada tahun 2018 mencapai 73,51 persen.

"Larinya ke daerah-daerah. Apa yang dilakukan oleh bursa efek indonesia melakukan sosialisasi di daerah bisa dibuktikan data dengan penanaman investor dari nilai absolutennya," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jelang Penutupan, IHSG Diramal Bergerak Menguat

Petugas Dinas Pertamanan berdiri dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Nilai tukar rupiah berada di level 14.152 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jelang akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal sanggup bergerak menguat pada penutupan sore nanti, Senin (30/12). Gerak IHSG diprediksi berada di rentang 6.300-6.350.

Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan IHSG cenderung bergerak konsolidasi. Menurut dia, pergerakan mayoritas saham cenderung sepi mendekati pergantian tahun.

"Kami perkirakan IHSG bergerak konsolidasi di akhir perdagangan 2019," katanya di Jakarta. 

Secara teknikal, indikator IHSG telah bergerak cukup tinggi sehingga berada pada area jenuh beli. Dia meramal indeks saham melaju di rentang support 6.300 dan resistance 6.350.

"Ini menandakan pergerakan akan lebih terbatas sebelum adanya koreksi jangka pendek," imbuhnya.

IHSG melemah tipis 0,17 poin atau 0 persen ke level 6.329,13. Namun pada pembukaan pada pukul 09.00 WIB IHSG naik tipis 1,77 poin atau 0,1 persen menjadi 6.329,39.

Indeks saham LQ45 juga naik 0,01 persen ke posisi 1.022,6. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak di dua arah.

Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.336,92 dan terendah di 6.326,51.

Sebanyak 128 saham menguat dan mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 94 saham melemah dan 135 saham diam di tempat.

Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 34.624 kali dengan volume perdagangan 553,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 318,5 miliar.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya