Liputan6.com, Washington D.C. - Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyampaikan rasa terima kasih. Pasalnya, intel AS memberi informasi soal potensi serangan teroris di St Petersburg, Rusia.
Dilansir Fox News, Senin (30/12/2019), intel mengenai teroris itu didapatkan dari Pasukan Khusus AS. Dua warga Rusia yang berniat melakukan penyerangan pun diringkus.
Baca Juga
Advertisement
Perbicangan di telepon antara Putin dan Trump merupakan inisiatif pihak Rusia. Vladimir Putin berterima kasih kepada Trump atas informasi intel AS.
"Informasi tentang persiapan tindak kejahatan diberikan oleh Intelijen AS," jelas koran pemerintah Rusia, RIA Novosti. Barang-barang bukti juga sudah diamankan Federal Security Service (FSB) yang merupakan badan intelijen Rusia.
Penyerangan rencananya dilaksanakan saat perayaan tahun baru ketika St. Petersburg sedang ramai. St. Petersburg merupakan kota budaya di Rusia dan menjadi tujuan wisata populer.
Pihak Gedung Putih dan Kremlin sama-sama pelit bicara mengenai perbincangan antara kedua pemimpin. Keduanya diketahui membahas penguatan hubungan bilateral terkait pencegahan terorisme.
Hubungan Donald Trump dan Vladimir Putin sejauh ini tidak mengalami masalah. Trump tidak berniat melanjutkan perseteruan politik dengan Putin seperti yang dilakukan Barack Obama.
Donald Trump dituduh dibantu Rusia saat kampanye pilpres AS 2016. Tudingan itu menjadi pendorong Partai Demokrat untuk melakukan pemakzulan terhadap Trump.
Meski begitu, investigasi campur tangan Vladimir Putin tidak membuahkan hasil signifikan. Trump pun dimakzulkan DPR bukan karena Rusia, melainkan tuduhan berkonspirasi dengan Ukraina terkait dana bantuan militer.
Hingga kini, proses pemakzulan Trump macet di DPR AS. Presiden Trump pun masih berkuasa dan sedang sibuk kampanye untuk pilpres 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Putin Akan Datang ke Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud Md menerima kedatangan Duta Besar Rusia, Lyudmila Vorobieva di kantornya, Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Keduanya menggelar pertemuan tertutup selama kurang lebih satu jam. Sejumlah hal dibahas selama pertemuan tersebut, satu di antaranya mengenai rencana Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan berkunjung ke Indonesia.
"Ini kunjungan kehormatan, banyak beberapa hal tadi, di antaranya itu Presiden Putin akan berkunjung ke Indonesia," kata Menko Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019.
Mahfud mengungkapkan, kunjungan Presiden Putin sekaligus memperingati 70 tahun kerjasama diplomatik dengan Indonesia. Menurut Dubes Vorobieva, Presiden Putin sangat ingin merayakannya di Indonesia.
"Semula direncanakan Februari 2020, tapi menjadi paruh pertama 2020 jadi sebelum lewat tengah tahun," terang Mahfud.
Wakil Duta Besar Rusia di Jakarta, Oleg C Kopylov dalam jumpa persnya mengatakan, salah satu agenda utama Presiden Putin ke Indonesia adalah menandatangani perjanjian kemitraan strategis antara RI-Rusia.
"Kami terus bekerja keras untuk mencocokan jadwal antara kedua pemimpin sehingga Presiden Putin bisa berkunjung ke Jakarta pada 2020," kata Kopylov dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu 18 Desember 2019.
Selain itu, Kopylov membeberkan, dalam kunjungannya Presiden Putin akan membahas rencana penyederhanaan dokumen pengajuan visa bagi WNI yang ingin plesir ke Rusia. Hal ini dilakukan dalam usaha pengembangan sektor industri pariwisata.
Advertisement