Rusia dan Ukraina Selesaikan Proses Pertukaran 70 Tahanan Perang

Pemerintah Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur telah menyelesaikan pertukaran tahanan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 30 Des 2019, 17:36 WIB
Tawanan perang asal Ukraina dikawal tentara-tentara kelompok separatis dukungan Rusia, berjalan ke bus-bus untuk proses pertukaran tahanan di Horlivka, timur Ukraina, 29 Desember 2019. (AP)

Liputan6.com, Kiev - Kantor Kepresidenan Ukraina mengatakan, Minggu 29 Desember 2019, pemerintah Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur telah menyelesaikan pertukaran tahanan.

"Pembebaskan orang-orang yang ditahan telah selesai," kata kantor kepresidenan dalam sebuah cuitan, menambahkan bahwa 76 orang telah dibebaskan dan diserahkan kepada pemerintah.

Dilansir dari VOA Indonesia, Senin (30/12/2019), tidak jelas berapa banyak tahanan yang dikembalikan kepada separatis.

Sebelumnya, kantor berita UNIAN mengutip pernyataan perwakilan separatis Donetsk yang mengatakan, Ukraina diperkirakan akan menyerahkan 87 orang, sedangkan separatis akan mengembalikan 55 orang.

Ini menandai pertukaran tahanan terbesar kedua, yang melibatkan warga Ukraina yang terjebak dalam konflik dalam empat bulan terakhir. Pertukaran terjadi di dekat desa Horlivka, sekitar 35 kilometer utara Donetsk.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pertukaran 70 Tahanan

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) menghadiri konferensi pers di Benteng Bregancon, Bormes-les-Mimosas, Prancis, Senin (19/8/2019). Macron dan Putin akan membahas krisis Ukraina, Iran, dan Suriah. (Gerard Julien, Pool via AP)

Pertukaran tahanan "semua-untuk-semua" itu mendapat momentum dalam pembicaraan damai di Paris pada 9 Desember. Pembicaraan damai berlangsung antara Ukraina, Rusia, Perancis, dan Jerman yang berusaha untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lima tahun.

Dalam pertukaran tahanan sebelumnya, Rusia dan Ukraina saling menukar sebanyak 70 tahanan.

Langkah itu dianggap banyak pihak sebagai kemajuan dalam upaya menyelesaikan perang yang telah menewaskan lebih dari 13 ribu orang sejak Moskow mencaplok Krimea dan orang-orang bersenjata yang didukung Rusia merebut lahan-lahan di Ukraina timur, termasuk bagian dari wilayah Donetsk dan Luhansk pada 2014.

Rusia menyangkal terlibat dalam konflik itu, meskipun ada bukti penting termasuk komunikasi dengan para pemimpin separatisUkraina yang ditangkap, dan adanya sejumlah korban Rusia dalam pertempuran.

Konflik di wilayah yang dikenal sebagai Donbas adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang berkampanye untuk mengakhiri konflik. Dia dilantik sebagai presiden pada 20 Mei.

Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas dukungannya terhadap separatis di Ukraina timur dan atas penyitaan dan pencaplokan wilayah Krimea milik Ukraina. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya