Liputan6.com, Jakarta Pesta kembang api Malam Tahun Baru 2020 di Ibu kota Australia, Canberra batal digelar. Pembatalan acara ini diputuskan karena tingginya risiko kebakaran hutan.
Wilayah Ibu Kota Australia (Australian Capital Territory/ACT) mengumumkan larangan total menyalakan api hingga paling cepat Rabu 1 Januari 2020. Suhu di Canberra diperkirakan mencapai 35 derajat Celsius pada dua hari terakhir 2019.
Advertisement
Events ACT sebelumnya berencana menggelar pertunjukan kembang api di Canberra pada Selasa pukul 21.00 dan tepat pada tengah malam waktu setempat untuk merayakan pergantian tahun. Namun, pada Minggu 29 Desember malam, rencana tersebut dibatalkan setelah Georgeina Whelan, Komisioner Badan Layanan Darurat ACT, menyarankan demikian.
"Ini keputusan bijaksana bagi kita untuk tidak melanjutkan rencana pesta kembang api di ACT," kata Whelan, seperti dilansir Xinhua, Senin (30/12/2019).
Ribuan orang diperkirakan akan menuju kawasan bisnis sentral Canberra untuk menyaksikan pesta kembang api. Namun demikian, Whelan menilai risikonya terlalu besar.
"Ada ribuan warga yang pergi ke beberapa lokasi strategis di tempat tinggi di sekitar Canberra, seperti Mount Ainslie, Black Mountain, Mount Pleasant, dan Red Hill," tuturnya.
"Mengingat lokasi-lokasi tersebut memiliki akses dan titik evakuasi yang sangat terbatas, serta adanya rerumputan kering di area-area itu, apa yang paling membuat saya khawatir adalah risiko kebakaran yang mungkin ditimbulkannya."
Selain pertunjukan kembang api, Events ACT menyebutkan bahwa beberapa rencana lainnya, termasuk acara konser di sekitar CBD, juga berpotensi dibatalkan mengingat cuaca dan kualitas udara yang buruk akibat kebakaran hutan di sekitar wilayah itu.
"Events ACT terus memantau kondisi cuaca dan kabut asap untuk menentukan apakah beberapa rencana konser dan kegiatan lainnya dapat tetap digelar tanpa pertunjukan kembang api," tutur Jo Verden dari Events ACT dalam sebuah pernyataan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Di Sydney Terancam Batal
Wakil Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales (NSW) Australia John Barilaro telah mendesak partai koalisinya untuk membatalkan tampilan kembang api Malam Tahun Baru Sydney yang ikonik, ketika kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya terus meluluhlantakkan sebagian besar negara itu.
Dengan larangan api diberlakukan di hampir semua negara bagian, perayaan kembang api regional di luar Sydney telah ditunda atau dipaksa untuk dibatalkan karena bahaya kebakaran yang sangat tinggi.
Ada juga semakin banyak orang Australia yang khawatir bahwa setelah kematian sedikitnya sembilan orang dan penghancuran lebih dari 900 rumah dan 2.000 bangunan, melanjutkan perayaan kembang api akan menjadi kurang enak.
Pemimpin Partai Nasional NSW mengatakan risikonya terlalu tinggi dan "Kita harus menghormati sukarelawan Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan (RFS) kami yang kelelahan."
"Kembang api Malam Tahun Baru Sydney seharusnya dibatalkan. Keputusan yang sangat mudah," kata Barilaro.
"Jika daerah dilarang kembang api, maka mari kita tidak memiliki dua kelas warga. Kita semua dalam krisis ini bersama-sama."
Advertisement
Petisi
Pesta kembang api di kota Sydney, Australia, mendapat penentangan karena sedang terjadi bencana kebakaran hutan di wilayah tersebut. Sebanyak 260 ribu orang menandatangani petisi agar pesta kembang api dibatalkan.
Dilaporkan AFP, Minggu (29/12/2019), petisi di change.org menuntut agar anggaran pesta kembang api tahun ini lebih baik dialihkan ke pihak-pihak yang membutuhkan. Di antaranya kepada pemadam yang melawan kebakaran hutan dan peternak yang mengalami kekeringan.
"Semua negara bagian seharusnya menolak kembang api. Hal ini bisa saja membuat trauma beberapa orang sebab sudah banyak asap di udara," tulis petisi itu.
Anggaran pesta kembang api di Sydney tercatat sebesar 6,5 juta dolar Australia (Rp 63,3 miliar). Jumlah itu naik dari tahun lalu sebesar 5,8 juta dolar (Rp 56,4 miliar).
Sejak November kemarin, kabut asap akibat kebakaran hutan telah mengganggu Sydney. Media lokal menyebut kebakaran ini sebagai bushfire (kebakasan semak).
ScienceAlert melaporkan kebakaran yang terjadi di Australia membuat kualitas udara 12 kali lebih buruk dari level hazardous.
Namun demikian, pemerintah kota Sydney berkata akan terus melanjutkan pesta kembang api. Alasannya, pembatalan tidak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat dan anggarannya bisa mubazir.
"Kami telah memulai persiapan dan perencanaan selebrasi tahun baru sejak 15 bulan lalu. Ini artinya mayoritas anggaran yang digunakan untuk keselamatan warga dan tindakan kebersihan sudah digunakan," ujar juru bicara kota Sydney.