5 Langkah Penting Membuat Resolusi Tahun Baru dengan Anak

Anak-anak juga dapat memiliki resolusi Tahun Baru - ini membantu mereka belajar cara menetapkan tujuan.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Des 2019, 13:27 WIB
Ingin memberikan hadiah kepada pria yang baru saja memiliki anak alias ayah baru? Ini hadiah yang paling tepat. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ketika kebanyakan orang memikirkan resolusi Tahun Baru, mereka membayangkan orang dewasalah yang dapat memiliki resolusi untuk Tahun Baru. Tapi resolusi Tahun Baru bisa berlaku juga untuk anak-anak.

Faktanya, Tahun Baru adalah kesempatan bagus untuk mengajar anak-anak cara menetapkan tujuan. Anda dapat membantu mereka mempelajari keterampilan baru dan menangani hasilnya jika mereka gagal mencapai tujuan mereka.

Tetapi jangan hanya memberi tahu anak-anak Anda untuk menetapkan tujuan sendiri. Buat resolusi bersama sehingga Anda dapat memberikan panduan dan dukungan di sepanjang tahun.


5 Langkah Membuat Resolusi Tahun Baru Untuk Anak

Berikut langkah-langkahnya menurut Business Insider

 

 

Ilustraasi foto Liputan 6

1. Tanggapi Capaian Anak dengan Serius

Daripada bertanya tentang tujuan masa depan anak Anda dengan cara yang acuh tak acuh, anggaplah tugas ini dengan serius. Singkirkan perangkat digital Anda dan adakan diskusi untuk membahas resolusi.

Ini tidak berarti Anda perlu memperlakukannya seperti wawancara kerja dan bertanya di mana mereka berharap untuk tahun depan saat ini. Tetapi Anda dapat mulai berbicara tentang pengembangan diri dan pertumbuhan pribadi dengan cara yang bermanfaat.

Gunakan percakapan itu sebagai kesempatan untuk membicarakan mengapa penetapan tujuan itu penting dan bagaimana rasanya mencapai tujuan - walaupun itu sulit dilakukan.

Atau Anda dapat membantu anak-anak membuat resolusi individual, seperti berlatih alat musik selama 30 menit tiga kali per minggu.

2. Pertimbangkan Alternatif untuk Resolusi yang Kreatif

Anak-anak akan lebih cenderung berpegang pada tujuan yang terasa menyenangkan dan mengasyikkan, daripada melelahkan dan menyakitkan.

Alih-alih memilih tujuan tentang kesehatan atau uang, Anda mungkin memutuskan tujuan keluarga adalah mengisi papan pengumuman dengan hal-hal yang disyukuri setiap minggu.

Anda juga bisa membuat tantangan 30 hari baru setiap bulan. Tantangan keluarga Anda bisa berkisar dari membersihkan semua lemari dan laci hingga mempelajari keterampilan baru bersama.

3. Bantu Anak Mengidentifikasi Tujuan yang Realistis dan Sehat

Ketika Anda bertanya kepada anak Anda apa yang ingin mereka capai, Anda mungkin mendengar apa saja dari "Saya ingin menjadi anak paling populer di sekolah" hingga "Saya ingin mencetak poin terbanyak di tim bola basket."

Dengarkan ide-ide mereka dan bantu mereka mengubah resolusi mereka sesuai kebutuhan. Jika tujuan mereka tidak sehat, tidak realistis, atau tidak dapat dicapai, kritik untuk membangun resolusi yang lebih baik.

Jika anak Anda memilih tujuan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Anda (seperti menjadi anak paling populer di dunia), Anda dapat membantu mereka mengubah nama itu menjadi sesuatu yang lebih sehat - seperti menunjukkan kebaikan kepada seseorang setiap hari.

Ilustrasi orang tua dengan anaknya. (iStockphoto)

4. Identifikasi Langkah-Langkah Kecil yang Dapat Ditindaklanjuti

Bantu anak Anda mengubah resolusi besar menjadi langkah-langkah kecil yang dapat ditindaklanjuti.

“Saya akan mempelajari kata-kata ejaan saya selama 10 menit malam, lima malam seminggu” atau “Saya akan berjalan selama 20 menit di atas treadmill sepulang sekolah tiga malam seminggu” adalah langkah-langkah tindakan yang jelas.

5. Jadikan Itu Pengalaman Belajar

Apakah anak Anda menghancurkan tujuan mereka atau resolusi tidak bertahan lebih dari sehari, jadikan pengalaman itu momen yang bisa diajar.

Bicara tentang masalah seperti motivasi, penetapan tujuan, manajemen waktu, kegagalan, dan tantangan hidup yang tak terhindarkan.

Beri tahu anak Anda bahwa kesempatan yang gagal memberi Anda kesempatan untuk membangun ketahanan, ada peluang bagus bahwa Anda dan anak Anda dapat belajar banyak dari pengalaman itu.

 

Reporter : Danar Jatikusumo

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya