Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat turut berduka atas wafatnya ahli sejarah Indonesia asal Australia yakni Prof M.C. Ricklefs di Melbourne, Minggu (29/12) kemarin pukul 10.30 waktu setempat. Ricklefs wafat pada usia 76 tahun.
"Kami sangat berduka dan kehilangan," kata Lestari dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/12).
Advertisement
Politikus asal Partai Nasional Demokrat ini menyebut sejarawan Indonesia pasti mengenal Ricklefs. Sebab, kajian dan objek utama penelitian Ricklefs mengenai sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan pengaruhnya pada kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.
"Ricklefs banyak mengungkap aspek pergulatan masyarakat Jawa dalam menghadapi perubahan budaya pada masa 1.600 hingga kini akibat masuknya pengaruh kebudayaan Islam dan Barat. Karya besarnya menjadi sumbangsih luar biasa bagi dunia sejarah Indonesia, bahkan buku tulisannya, menjadi rujukan utama berbagai penelitian mengenai perkembangan Islam di Jawa dan Indonesia," ucap Lestari Moerdijat .
Lestari pun bercerita bahwa Yayasan Dharma Bakti Lestari (YDBL) tengah menginisiasi kembali usaha agar Ratu Kalinyamat, tokoh perempuan pemimpin dari Jepara untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintah Indonesia.
Namun, upaya YDBL itu menuai penolakan. Sebab, keberadaan Ratu Kalinyamat menuai pertanyaan.
Perkuat Keberadaan Ratu Kalinyamat
Di sisi lain, sebuah buku Ricklefs justru memperkuat keberadaan Ratu Kalinyamat. Dari situ, tim YDBL hendak menggelar seminar dan diskusi dengan Ricklefs membahas keberadaan Ratu Kalinyamat.
Kini, gagasan itu pupus. Seminar yang direncanakan dengan angan-angan menghadirkannya sebagai pembicara utama tidak akan mungkin dilakukan. "Selamat jalan Prof M.C. Ricklefs, doa kami menyertaimu," timpal dia.
Advertisement