Liputan6.com, Jakarta Tunawisma merupakan orang yang tak memiliki rumah dan biasanya akan berpindah-pindah untuk lokasi tidurnya. Bisa di taman kota atau depan toko saat malam hari. Pemandangan seperti ini pun masih sering terlihat di kota-kota besar Indonesia.
Selain itu beberapa tunawisma biasanya bekerja sebagai pemulung. Nantinya hasil dari barang-barang yang ia dapatkan ini dijual untuk mendapatkan uang.
Baca Juga
Advertisement
Namun baru-baru ini ada kisah menarik yang bikin haru. Melalui unggahan netizen di media sosial Facebook Kiatisuk Saothee, Rabu (25/12/2019), ada seorang tunawisma yang biasanya tidur di depan toko swalayan baru saja meninggal dunia. Akan tetapi sebelum meninggal, ia sempatkan untuk menyumbangkan seluruh uang yang ia punya untuk sebuah tempat ibadah.
Kisah yang ia bagikan ini pun langsung viral hingga saat ini. Dalam unggahannya pun ia mendapatkan 30 ribu like, 2,5 ribu komentar dan 19 ribu kali dibagikan.
Kisah ini pun banyak menginspirasi untuk berbagi dan banyak yang mendoakan tunawisma untuk istirahat dengan tenang. Berikut kisah tunawisma sumbangkan uang untuk tempat ibadah sebelum meninggal yang Liputan6.com kutip dari Facebook Kiatisuk Saothee, Selasa (31/12/2019).
Pemulung ini sering berada di depan swalayan yang jadi tempat tidurnya
Mengutip dari unggahan dari Facebook Kiatisuk Saothee, Selasa (31/12/2019), tunawisma yang sumbangkan hartanya untuk tempat ibadah ini sering berada di depan swalayan yang ada di Thailand. Tempat itu pula menjadi tempat ia mencari barang-barang yang bisa dijual.
Ia pun juga menjadikan tempat di sekitar swalayan menjadi tempat tidurnya. Penampilannya yang lusuh ternyata tidak mengurasi rasa dermawannya sama sekali.
Advertisement
Sumbangkan banyak uang koin untuk tempat ibadah
Sebagai tunawisma sedikit demi sedikit uang yang ia kumpulkan tentu sangat berarti untuk menyambung hidup. Uang yang biasa ia kumpulkan pun kini disumbangkan untuk sebuah kuil yang berada di Thailand.
Kisah viral ini pun akhirnya menjadi sebuah inspirasi bagi netizen Thailand khususnya. Di mana seorang tunawisma di akhir hidupnya masih mengingat untuk menyumbang hartanya ke tempat ibadah.