Apa yang Terjadi Jika Makan Ramen Setiap Hari?

Hana Hang, penulis situs The Healthy melakukan eksperimen untuk menjawab pertanyaannya mengenai pengaruh ramen terhadap kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jan 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi ramen (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Hana Hang, penulis situs The Healthy melakukan eksperimen untuk menjawab pertanyaannya mengenai pengaruh ramen terhadap kesehatan. Ia tahu bahwa ramen terkenal dengan kadar natrium yang sangat tinggi, namun ia tidak mengetahui bagaimana kandungan itu dapat berpengaruh pada kesehatan jangka pendek.

Hari Pertama

Hang merebus Jin Ramen, memasukkan sayuran dan mie kering ke dalam panci. Malam harinya, dia menghidangkan Ramen Shin klasik. Di hari pertama ini, Hang mengaku bahwa semuanya berjalan dengan baik dan tanpa komplikasi.

Hari Kedua

Ketika Hang bangun untuk memulai hari kedua, ia merasa sedikit lelah dan lesu.

Dia melanjutkan proses makan mie ramen di pagi hari dengan paket Ichiban mild dan melanjutkan hari. Tubuhnya segera kembali produktif dan sigap, dan dia menjalani hari tanpa banyak memikirkan eksperimennya.

Untuk makan malam, dia makan satu paket Paldo’s Stir-Fried Kimchi Noodles, yang merupakan ramen Korea, untuk dihidangkan.

Hari Ketiga

Hang terbangun dengan tubuhku yang terasa sangat lamban ketika bangun. Ia hanya melahap semangkuk salad hijau renyah.

Namun, Hang masih memiliki dua hari lagi untuk menjalankan ekspersimennya. Jadi, ia memutuskan untuk memasukkan beberapa irisan tahu dan bawang hijau untuk membuat Ramen Mie Seafood pedas saya sedikit lebih bisa dimakan, dan dapat membuat ramennya lebih mudah untuk turun.

Untuk makan siang dan makan malam, hang sudah merasa takut dan bahkan melewatkan makan malam. Bagaimanapun juga, dia memaksakan diri untuk menelan gigitan mie yang tebal dan melanjutkan rutinitas hariannya. 

 

Saksikan Video Menarik Berikut:


Hari Keempat dan Kelima

Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Hari Keempat

Menurut Hang, hari keempat merupakan hari yang terburuk baginya. Tubuhnya terasa hampa. Bahkan setelah makan, ia mulai merindukan perasaan menyenangkan yang penuh dan senang setelah makan. 

Dia juga merasa agak mual dan sakit, dan nafsu makan yang hampir hilang. Hang menghidangkan Hong ramen pada hari keempat itu, dan ia merasa bahwa natrium yang dikandung dalam ramen banar-benar membuah mulutnya kering. "Jadi saya akhirnya minum jauh lebih banyak daripada biasanya," katanya.

Selain itu, otaknya bekerja sedikit lebih lambat dari biasanya, dan dia benar-benar kekurangan energi dan motivasi untuk bangkit dari tempat dudu kecuali benar-benar diperlukan. Yang ingin dia akukan adalah tidur sepanjang hari.

Hari Kelima

Di hari terakhir, Hang merasa lega bahwa percobaan telah berakhir. Ia menghidangkan Bibim Men , paket mie instan yang digolongkan sebagai ramen, tetapi rasanya kurang enak karena tidak berkuah. Dia menghabiskannya dengan saus apel dan irisan mentimun.

Hasilnya, efek dari makan ramen selama lima hari ini bukan lah hanya fisik. Hang menjadi sangat murung dan sensitif. Hal-hal terkecil akan dapat mengganggunya. Pada malam hari, tubuhnya terasa seperti ingin pingsan, dan ia pada akhirnya kehilangan empat pon.

Makan ramen secara berturut-turut bukan lah sesuatu yang direkomendasikan, karena dalam jangka panjang dapat memicu tekanan darah tinggi dan kemungkinan lebih tinggi terkena diabetes dan penyakit jantung.

Sebuah studi tahun 2017 di Nutrition Research and Practice menemukan bahwa sering mengonsumsi mie instan seperti ramen dapat dikaitkan dengan risiko lebih tinggi dari faktor risiko kardiometabolik, seperti kadar trigliserida dan tekanan darah yang lebih tinggi.

 

Penulis: Lorenza Ferary

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya