Korban Tewas Topan Phanfone Filipina Bertambah Jadi 50

Korban tewas dari bencana alam topan Phanfone Filipina kini bertambah jadi 50 orang.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 31 Des 2019, 12:54 WIB
Warga berjalan melewati sebuah rumah yang rusak akibat terjangan topan Phanfone di Tacloban, Provinsi Leyte, Filipina, Rabu (25/12/2019). Topan membuat jutaan warga di negara yang mayoritas beragama Katolik itu merayakan Natal dengan kesedihan. (Bobbie ALOTA/AFP)

Liputan6.com, Manila - Jumlah orang yang menjadi korban dari bencana alam topan Phanfone yang menghantam Filipina saat Natal telah meningkat menjadi 50, kata pihak berwenang pada Selasa 31 Desember 2019.

Hal itu menjadikannya badai paling mematikan di negara itu pada 2019.

Topan Phanfone dan hujan lebat yang merobohkan rumah-rumah serta menghancurkan bangunan komersial terutama di pulau Visayas, Filipina berdampak bagi lebih dari dua juta orang.

Setidaknya 80.000 warga masih berada di tempat penampungan darurat dan mungkin harus tinggal sampai Tahun Baru, mengingat skala kehancuran yang cukup parah.

"Kami sedih bahwa beberapa warga negara kami masih berada di pusat-pusat evakuasi, tetapi kami meyakinkan mereka bahwa mereka akan terus menerima dukungan sampai mereka bangkit kembali," kata juru bicara badan bencana nasional Mark Timbal kepada AFP.

Lima orang masih hilang setelah badai melanda, yang juga menyebabkan 143 orang terluka.

Topan Phanfone, yang secara lokal disebut Ursula, adalah topan ke-21 tahun ini yang melanda Filipina yang rawan badai.

Berbagai insiden badai berdampak kepada panen, rumah dan infrastruktur. Akibatnya, hal itu membuat jutaan orang berada dalam kemiskinan abadi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya