Liputan6.com, Jakarta Di penghujung akhir tahun, banyak orang membuat resolusi soal kesehatan, termasuk kiat untuk memelihara badan mereka. Mulai dari ingin turun berat badan, tubuh kencang, hingga ingin kurus.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencapai berat badan ideal adalah diet. Namun, terkadang dalam melakukan kiat badan yang sehat, kita terjebak dalam diet yang salah, atau bahkan mengonsumsi gizi yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan oleh tubuh.
Advertisement
Tirta Sari, dokter spesialis gizi klinik menjelaskan bahwa untuk diet yang sehat, semuanya harus seimbang. “In and out dalam tubuh harus balance,” katanya pada Jumat (27/12/2019) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Selain itu, Tirta juga memaparkan bahwa dalam mencapai berat badan ideal, tubuh diproses berbeda setiap orang. Jika seseorang tidak makan nasi dapat turun berat badan sampai 10 kilogram, hal serupa juga mungkin tidak terjadi pada orang lain.
Kata-kata seperti, “Saya olaharaga setiap hari,” dapat berhasil pada sebagian orang, tapi juga bisa tidak membuahkan hasil, padahal telah melakukan metode yang sama baiknya.
Olahraga
Sebetulnya, olahraga dalam proses diet bukan lah mengganti. “Olahaga tidak dipakai sebagai pengganti diet, olahraga tidak dipakai sebagai penghukuman atas cheating yang kita lakukan,” ujarnya.
Menurut Tirta, olahraga itu berjalan bersamaan dengan proses diet. Diet yang berjalan tanpa olahraga, pada akhirnya membuat jumlah kalori yang dimakan akan mengalami berat badan yang stuck.
Sesuai dengan fungsinya, olahraga dapat mengurangi kalori. Jika berjalan sejauh 40 menit saja, misalnya. Kalori yang terbakar hanya 150 yang setara dengan kalori 6-7 nasi putih.
Tirta menyimpulkan, “Jadi diet adalah sebuah tindakan yang sangat personal sehingga balance antara in and out dan memahami kebutuhan diri sendiri merupakan hal yang penting,”
Memilih makan makanan juga salah satu bentuk contoh memahami diri sendiri. ketika ingin menjalani suatu program diet, Tirta menyarankan untuk mengonsultasikan ke dokter.
"Lihat bagaimana keadaan dirimu dan pantau lah dalam beberapa saat sampai dokter berkata, “oke kamu safe untuk melakukan itu"," pungkasnya.
Penulis : Lorenza Ferary
Advertisement