Canggih, Mercedes Benz Kembangkan Baterai Mobil Listrik Berbahan Air Laut

Biasanya baterai mobil listrik berbahan kobalt dan nikel. Namun, Mercedes-Benz sedang mengembangkan teknologi baterai yang berbeda.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jan 2020, 19:00 WIB
The New Mercedes-Benz E350e

Liputan6.com, Jakarta - - Biasanya baterai mobil listrik berbahan kobalt dan nikel. Namun, Mercedes-Benz sedang mengembangkan teknologi baterai yang berbeda.

Bekerja sama dengan IBM Research, Mercedes-Benz kini sedang menyiapkan baterai untuk mobil listrik yang revolusioner. Dilansir Zing, IBM mengatakan bahwa baterai baru itu lebih baik daripada lithium-ion, setidaknya untuk saat ini.

Baterai tersebut memiliki kelebihan, seperti ongkos produksi yang tak banyak, kapasitas, efisiensi, dan keamanan. Kelebihan itu, disebutkan IBM didapatkan dari penggantian nikel dan metal berat lain yang ada pada lithium-ion dengan ekstrak air laut.

Selain mengurangi biaya produksi, cara ini juga disebut bisa membantu mengurangi toksisitas lingkungan. Selain itu, baterai ini juga diklaim memiliki tingkat debit dan laju pengisian yang lebih cepat ketimbang baterai lithium-ion.

Tak jelas bagaimana Mercedes-Benz akan menerapkan teknologi IBM itu untuk mobil listrik EQ. Hanya saja, baterai ini sepertinya akan menjadi jalan keluar Mercedes-Benz untuk bisa bersaing di segmen mobil listrik.

 

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:


Perluas Jaringan

Pasalnya, meski memiliki nama besar, mobil listrik Mercedes-Benz belum setenar mobil konvensional pabrikan Jerman tersebut. Hanya Mercedes-Benz EQC 400 4MATC yang dianggap paling menonjol saat ini.

Mobil listrik bertenaga 400 hp ini juga sebetulnya berorientasi pada kemewahan, bukan efisiensi. Rencananya,  Mercedes-Benz akan memperluas jangkauan EQ menjadi 10 model pada tahun 2022.

Sumber: Otosia.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya