Liputan6.com, Garut - Persoalan klasik buruknya fasilitas jalan menuju Taman Satwa Cikembulan, Garut, Jawa Barat, kembali terulang saat liburan natal dan tahun baru ini. Potensi tingginya tingkat kunjungan sirna akibat persoalan infrastruktur.
“Kalau angka pastinya saya belum bisa hitung, namun memang keluhan terbesar pengunjung kami adalah buruknya fasilitas jalan,” ujar Pengelola Taman Satwa Cikembulan Rudy Arifin, Rabu (01/01/2020).
Menurutnya, potensi libur Natal dan Tahun Baru, atau libur Nataru selama ini terbilang tinggi bagi taman satwa, apalagi tahun ini liburan anak sekolah, terbilang panjang dibanding tahun lalu.
“Masih ada beberapa hari lagi menjelang Senin (6/1/2020) mendatang,” ujar dia.
Saat liburan nataru berlangsung ujar dia, ribuan pengunjung hilir mudik menikmati liburan di taman satwa terbesar di wilayah Priangan Timur tersebut.
“Kalau kapasitas bisa menampung 10 ribu, namun optimalnya di angka enam hingga tujuh ribu,” kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Musim liburan nataru merupakan berkah tersendiri bagi pengelola taman menarik pengunjung sebanyak mungkin, selain liburan lebaran Idul Fitri. “Bulan-bulan biasa pengunung relatif sepi,” ujar dia.
Selama ini pintu masuk utama ke kawasan Taman Satwa Cikembulan, sebagian besar melalui pintu ojek Cisaat Kampung Jati, Desa Cikembulan. Sayang, kondisinya sempit dan banyak lubang.
“Buat bis besar kadang harus ditandu, agar arah yang satu dikosongkan,” kata dia.
Dengan kondisi tersebut, Rudy mengaku peningkatan pertumbuhan pengunjung terbilang lamban setiap tahunnya. itu termasuk pada libur nataru kali ini.
“Peningkatan ada tapi lama, tahun ini (2019) saja hanya 0,9 persen,” dia mengungkapkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Proyeksi Ke Depan
Rudy mengatakan, sejak pertama kali dibuka satu dekade lalu, pertumbuhan pengunjung terbilang lambat. Tahun 2008 angka kunjungan sekitar 20 ribu orang per tahun. 12 tahun kemudian, angka kunjungan hanya naik menjadi 110 ribu per tahun pada 2019.
“Pernah mencapai 130 ribu, tapi itu hanya sekali,” ucapnya.
Selain akses jalan yang sempit dan berlubang, kendala lain yang kerap mendera pengunjung yakni tidak adanya sarana parkir yang memadai. Dan itu tak sebanding dengan banyaknya kendaraan pengunjung.
Karenanya, dia berharap dukungan pemerintah daerah Garut, dengan cara membuat jalan baru, yang bisa menghubungkan akses jalan raya langsung menuju kawasan taman satwa.
“Ada sekitar 500 meter dari jalan raya Kadungora yang bisa digunakan untuk membuat jalan ke sini,” kata dia.
Dengan upaya itu, Rudy optimis tingkat kunjungan warga terutama saat libur Natal, tahun baru dan liburan Idul Fitri bakal semakin meningkat.
“Itu sudah jelas tanggung jawab kami, semakin besar pendapatan, semakin besar pula pemasukan bagi pemda,” ucapnya.
Advertisement
Harapan Pengunjung
Nadia,(23), salah satu pengunjung asal Bandung, mengakui salah satu kendala utama masuk Taman Cikembulan akibat buruknya infrastruktur jalan.
“Pernah dari depan (pangkalan ojek) ke sini bisa sampai satu jam sebab macet parah,” kata dia.
Untuk menghilangkan stigma akses jalan Taman Cikembulan sumber kemacetan, ibu muda dengan satu anak ini, berharap pemda Garut segera membuat jalan baru.
“Jika melihat potensi hewannya cukup lengkap, sayang akses jalan masuknya sulit,” kata dia.
Hal senada disampaikan Yudi, pengunjung asal Garut. Menurut pengunjung asal Karangpawitan itu, peningkatan pengunjung liburan bakal terdongkrak dengan membaiknya akses jalan.
“Buat kami yang penting jalan bagus, jangan sampai lamanya kunjungan, hampir sama dengan lamanya macet,” kata Yudi, mengomentari seringnya macet akibat jalan sempit.
Ia menilai, potensi Taman Cikembulan menjadi destinawi wisata warga cukup besar. Selain hawa dan suasana khas pedesaan yang masih asri, koleksi satwa pun terbilang lengkap.
“Kendalanya satu asal jalan bagus, pengunjung bakal semakin banyak yang datang,” katanya.