Banjir Jakarta, Menteri Basuki Sentil Anies karena Normalisasi Sungai Baru 16 Km

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah mengatakan, konsep naturalisasi untuk meminimalisasi dampak banjir Jakarta akan dirasakan hasilnya pada akhir 2019.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 01 Jan 2020, 21:33 WIB
Pantauan titik banjir Jakarta dari udara yang dilakukan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Menteri PUPR Basuki. (Foto: BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah mengatakan, konsep naturalisasi untuk meminimalisasi dampak banjir Jakarta akan dirasakan hasilnya pada akhir 2019. Namun, Jakarta banjir pada hari pertama tahun baru 2020.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan kekecewaannya usai memantau banjir Jakarta bersama Anies dan Kepala BNPB dengan menggunakan helikopter.

Menurut dia, normalisasi Ciliwung yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta baru setengah jalan.

"Mohon maaf bapak gubernur, selama penyusuran Kali Ciliwung, ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani dinormalisasi 16 km. Di 16 km itu kita lihat, insyaallah aman dari luapan. Tapi yang belum dinormalisasi, tergenang," ujar Basuki di Monas, Jakarta, Rabu (1/1/2020).

 

Dia mengatakan, normalisasi sungai ini perlu didiskusikan lagi oleh gubernur, Kementerian PUPR dan pihak terkait. Kementerian PUPR juga akan terus berkoordinasi untuk normalisasi sungai yang lain, juga proyek sodetan Ciliwung agar cepat diselesaikan.

"Termasuk di Kali Pesanggarahan juga dengan sodetan kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur. Beliau mengambil langkah-langkah untuk pembebasan lahannya, karena 1,2 kilometer, 600 meter sudah kita kerjakan. Kami menunggu sekarang kesepakatan dengan masyarakat. Alhamdulillah menurut beliau masyarakat sudah diskusi dan insyaallah bisa menerima itu, mudah-mudaham bisa kita tangani," tutur Basuki usai pantau banjir Jakarta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Anies Bantah

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan Saat Menyambagi Lokasi Terdampak Banjir di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). (Foto: Nanda Perdana Putra/Liputan6.com)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai salah satu penyebab utama banjir karena tidak adanya pengendalian air dari sisi selatan Jakarta.

"Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apapun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya," kata Anies, Jakarta, Selasa (1/1/2020).

Bahkan, lanjut dia, saat Pemerintah Provinsi Jakarta melakukan normalisasi Kali Ciliwung di tahun sebelumnya yang melintasi Kampung Melayu, banjir dengan volume air cukup tinggi tetap terjadi.

Dari kejadian itu, Anies meyakini kunci antisipasi banjir ada pada pengendalian air dari sisi selatan, sebelum akhirnya melimpah Jakarta sebagai pesisir.

"Artinya, kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk pada kawasan pesisir," tukasnya.

"Kalau bisa dikendalikan, insyaallah bisa dikendalikan. Tapi selama kita membiarkan air mengalir begitu saja, selebar apa pun sungainya, maka volume air itu akan luar biasa," ujar Anies mengakhiri sesi wawancara.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya