Liputan6.com, Hong Kong - Masyarakat Hong Kong menggelar demonstrasi pada malam Tahun Baru, yang mereka sebut sebagai 'pawai solidaritas' yang menentang pemerintah Hong Kong. Pihak kepolisian harus membubarkannya tiga jam setelah pawai dimulai karena aksi tersebut berujung kekerasan.
Menurut laporan South China Morning Post, Kamis (2/1/2020), 400 orang telah ditangkap dari aksi tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Pihak penyelenggara mengatakan bahwa pawai yang berlangsung nyatanya jauh lebih besar dari apa yang diperkirakan sebelumnya. Mereka mengestimasikan pawai akan diikuti oleh sekitar satu juta orang, sama seperti apa yang berlangsung pada 9 Juni ketika masyarakat menentang RUU ekstradisi yang dikeluarkan pemerintah.
Pihak yang lebih radikal pada Rabu 1 Januari 2020 melakukan blokade jalan, melemparkan bom molotov, merusak pertokoan, merusak sejumlah kantor bank HSBC di wilayah Wan Chai, Causeway Bay serta menyerang bangunan pengadilan tinggi.
Pihak kepolisian pun akhirnya menggunakan gas air mata dan meriam air. Pihak berwenang juga menahan banyak tersangka di area Causeway Bay.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tujuan Demonstrasi Tahun Baru
Sepanjang hari di awal Tahun Baru 2020, kerumunan massa telah memenuhi kawasan Causeway Bay untuk melakukan pawai. Maksud dari pawai tersebut adalah menekan tuntutan mereka akan penyelidikan independen atas tindakan polisi, amnesti bagi mereka yang ditangkap dan hak pilih universal di tengah gerakan anti-pemerintah yang sekarang memasuki bulan ketujuh.
Demonstrasi massa, yang diselenggarakan oleh Front Hak Asasi Manusia Sipil, mengikuti protes kekerasan Malam Tahun Baru di Mong Kok dan serangan pembakaran pada fasilitas kereta.
Advertisement