Makanan dan Transportasi Jadi Penyumbang Inflasi Desember 2019

BPS mencatat inflasi pada Desember 2019 sebesar 0,34 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jan 2020, 12:45 WIB
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2019 sebesar 0,34 persen. Angka ini mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya yakni 0,14 persen.

“Inflasi Desember secara umum menunjukkan adanya kenaikan, hasil pemantauan di 82 IHK, terjadi inflasi 0,34 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto, dalam acara konfrensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Adapun dari 82 kota IHK yang dipantau, 72 kota diantaranya mengalami inflasi dan 10 kota lainnya deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Batam yaitu 1,28 persen. Inflasi terendah di Watampone sebesar 0,01 persen.

“Salah satu yang membuat inflasi tinggi selain sayuran salah satunya angkutan udara juga. di Batam menyumbang 0,37 persen, jadi inflasi diwarnai natal dan persiapan tahun baru dan liburan,” jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lebih Rendah

Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/12/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sepanjang Januari-November 2019 sebesar 2,37 persen, lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 2,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Namun jika dibandingkan tahun sebelumnya, inflasi Desember tahun ini terpantau jauh lebih rendah. Pada 2018, inflasi Desember tercatat sebesar 0,62 persen. Kemudian pada 2017 inflasi Desember tercatat sebesar 0,71 persen.

Sementara itu, dilihat dari penyumbang inflasi masih didominasi oleh bahan makanan sebesar 0,78 persen dengan andil 0,16 persen.

Inflasi bahan makanan komoditas yang dominan pertama adalah telur ayam ras 0,08 persen, bawang merah 0,07 persen, ikan segar 0,02 persen, sayuran beras bayam kacang panjang 0,01 persen.

“Diikuti transportasi komunikasi 0,58 persen,” ujarnya.

“Transportasi mengalami inflasi 0,58 persen, andil ke inflasi 0,10 persen. Paling besar psawat 0,07 persen ,kereta api 0,02 persen, angkutan antar kota andil 0,01 persen, jadi kembali lagi di bulan desember penyebab utamanya adalah pangan dan transportasi,” tutupnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Liputan6.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya