Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan tiga strategi dalam rangka mendorong investor bertransaksi di pasar modal Indonesia. Salah satunya melalui peningkatan governance atau tata kelola perusaahaan yang baik.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, mengatakan peningkatan tata kelola perusahaan akan terus dilakukan terutama melalui standarisasi di pasar perdagangan. Caranya dengan melakukan transparansi laporan keuangan yang diaudit pihak auditor kredibel.
"Ini akan terus kami dorong sehingga bisa memberikan kepercayaan lebih kepada pasar," kata Wimboh saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1).
Kemudian strategi kedua yang akan dilakukan pihaknya yakni melalui peningkatan peran pasar modal dari berbagai proyek pembiayaan yang utamanya menjadi prioritas pemerintah.
Baca Juga
Advertisement
"Ini kita akan beri perhatian dan kita dorong bahkan kita akan coba cari insentif apa yang bisa disampaikan," imbuh dia.
Terkahir, otoritas keuangan juga akan mendorong pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro untuk masuk ke dalam pasar modal "Ketiga kami akan menarik para pelaku UMKM lirik masuk pasar modal," imbuh dia.
Dengan cara-cara demikian, menurutnya dapat mendatangkan investor lebih untuk masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Dengan catatan, semua proses sudah bisa menggunakan platform digital.
"Dengan berbagai inisiatif ini kita harapkan bisa mendorong dan meningkatkan integritas pasar kita. Besar harapan kami berbagai kebijakan tadi merupakan kebijakan kita besama," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
104 Pelaku Pasar Modal Perpanjang Kerja Sama Pemanfaatan E-KTP
Sebanyak 104 pelaku industri Pasar Modal Indonesia melakukan perpanjangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil).
Perpanjangan kerja sama ini terkait Pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan, Data Kependudukan dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).
Sebelumnya, kerja sama itu telah berlangsung sejak November 2016. Hanya saja saat itu ada 100 pelaku industri pasar modal Indonesia yang melakukan penandatanganan. Selain itu, perjanjian kerja sama tersebut berakhir tahun ini.
Kendati begitu, para pelaku industri pasar modal Indonesia melakukan perpanjangan kembali. Hal ini dikarenakan banyak manfaat yang diperoleh, terutama untuk proses percepatan pembukaan rekening investasi dan peningkatan kualitas data investor.
Dari 104 pelaku industri pasar modal Indonesia, yakni 74 perusahaan efek, 19 manajer investasi, 8 agen penjual Reksadana, dan Lembaga Penunjang Pasar Modal, seperti KSEI, The Indonesian Capital Market Institute (TICMI), dan IDX Solusi Teknologi Informasi (IDXSTI).
Kerjasama tersebut merupakan inisiatif Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
"KSEI memanfaatkan data kependudukan untuk pemadanan dan validasi data investor sebagai upaya membentuk data investor yang lebih akurat," kata Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo, dalam acara Penandatanganan Kerjasama Pelaku Industri Pasar Modal Indonesia, di Century Hotel, Jakarta (18/12/2019).
Advertisement
Lebih Mudah dan Cepat
Menurutnya, dalam program Simplifikasi Pembukaan Rekening yang pada awal tahun 2019 telah diimplementasikan, proses verifikasi dan validasi data akan menjadi lebih mudah dan cepat. Ini disebabkan menggunakan KTP elektronik dan terhubung dengan data kependudukan di Dukcapil, sehingga bisa diketahui kebenaran identitasnya.
"Dengan kerjasama ini Indonesia bisa memanfaatkan data-data itu dalam percepatan rekening investasi," katanya.
Ia pun berharap pasar modal Indonesia semakin maju ke depan dan tahun depan bisa membawa berkah.