Inflasi Capai 2,12 Persen di Jawa Timur pada 2019

Inflasi di Jawa Timur tercatat 2,12 persen pada 2019. Sumbangan terbesar inflasi berasal dari komoditas emas perhiasan.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Jan 2020, 17:30 WIB
Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/12/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sepanjang Januari-November 2019 sebesar 2,37 persen, lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 2,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, inflasi Jawa Timur mencapai 2,12 persen secara tahun kalender. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2,86 persen.

Inflasi tahun kalender tersebut juga lebih rendah dibandingkan target pemerintah yang mematok inflasi sebesar tiga plus minus satu persen. Selama 2019, tujuh kelompok pengeluaran alami inflasi. Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,52 persen.

Diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,50 persen. Kelompok sandang sebesar 0,33 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,26 persen. Demikian mengutip data BPS Jawa Timur, Kamis (2/1/2020).

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,22 persen. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen/

Pada 2019, komoditas utama memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi di Jawa Timur yaitu emas perhiasan, biaya sekolah dasar, bawang merah, rokok kretek filter, bawang putih, sepeda motor, kontrak rumah, biaya akademi, cabai rawit dan tukang bukan mandor.

Sedangkan komoditas memberikan sumbangan terjadi deflasi yaitu beras, bensin, daging ayam ras, wortel, tarif listrik, besi beton, telepon seluler, televisi berwarna, tongkol pindang dan telur ayam.

Emas perhiasan memberikan sumbangan utama terjadinya inflasi sepanjang 2019 disebabkan ada kenaikan harga sepanjang 2019. Emas perhiasan menjadi 10 komoditas utama penyumbang inflasi pada Januari, Februari, Maret, Juli, Juni dan Agustus.

Kenaikan terbesar harga emas perhiasan diawali pada Juni 2019. Sepanjang 2019, emas perhiasan memberikan sumbangan kenaikan inflasi 0,20 persen.

Selain beberapa komoditas yang mendorong inflasi, beberapa komoditas lain justru mampu menahan laju inflasi selama 2019. Komoditas beras menjadi komoditas utama penghambat inflasi pada 2019. Harga bensin juga turun pada 2019. Penurunan harga BBM terjadi pada Februari 2019 untuk beberapa Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi.

Berdasarkan kelompok inflasi, selama 2019 menunjukkan seluruh komponen alami inflasi. Komponen yang bergejolak alami inflasi tertinggi mencapai 2,58 persen. Diikuti komponen inti sebesar 2,46 persen dan komponen yang diatur pemerintah sebesar 0,60 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Surabaya Cetak Inflasi Tertinggi pada Desember 2019

Seorang pembeli melintas di antara kios di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/12/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sepanjang Januari-November 2019 sebesar 2,37 persen, lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 2,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, pada Desember 2019, inflasi di Jawa Timur tercatat 0,53 persen. Inflasi itu disumbangkan dari bahan makanan sebesar 0,31 persen, makanan jadi dan perumahan sebesar 0,07 persen dan transportasi sebesar 0,09 persen. Sedangkan sandang minus 0,01 persen.

Komoditas utama memberikan sumbangan inflasi Jawa Timur pada Desember antara lain telur ayam ras, bawang merah dan tarif kereta api. Sedangkan komoditas yang memberikan deflasi terbesar yaitu daging ayam ras, emas perhiasan dan pir.

Dari delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, seluruh kota alami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya yang mencapai 0,60 persen, sedangkan inflasi terendah di Probolinggo sebesar 0,28 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya