Selain Leptospirosis, 6 Penyakit Ini Intai Warga Pasca Banjir

Tak hanya leptospirosis, enam penyakit lainnya bisa timbul pasca banjir.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Jan 2020, 08:00 WIB
Warga menuntun sepeda saat melintasi banjir yang merendam Jalan RA Kartini, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Banjir yang merendam Jalan RA Kartini sejak kemarin melumpuhkan akses kendaraan dan perekonomian warga setempat. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Leptospirosis yang disebabkan air banjir yang kotor bercampur dengan kotoran tikus dan sampah dapat menular ke manusia. Selain leptospirosis, ada beberapa penyakit lain yang perlu diwaspadai warga pasca banjir, terutama korban terdampak banjir.

Dari keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (2/1/2020), Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), M Adib Khumaidi menyebut, beberapa penyakit pasca banjir.

1. Diare dan demam tifoid

Kondisi disebabkan konsumsi makanan dan minuman serta kebersihan yang kurang higienis. Ini karena selama banjir berlangsung banyak tumpukan sampah dan kotoran bercampur ke dalam rumah dan menempel di tubuh.

2. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti berpotensi muncul akibat kehadiran tumpukan sampah dan rongsokan di area yang lembab pasca banjir.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


ISPA dan Infeksi Kulit

Sejumlah petugas menarik perahu karet saat proses evakuasi korban banjir di kawasan Pela Mampang Pulo, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Sejumlah rumah di kawasan Pela Mampang Pulo terpantau masih terendam banjir. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

3. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

ISPA pada korban terdampak banjir disebabkan oleh udara dingin bercampur dengan air beraroma kotor. Paparan selama banjir berlangsung berpotensi dialami korban terdampak banjir.

4. Asam lambung dan migrain

Kedua kondisi ini karena umumnya korban banjir tidak mengonsumsi makanan sesuai gizi dan tidak makan tepat waktu. Pada umumnya banyak dialami oleh korban banjir usia produktif dan lanjut usia (lansia).

5. Flu dan demam

Korban banjir terpapar air dan udara dingin cukup lama dapat didera flu dan demam.

6. Infeksi kulit

Infeksi kulit terjadi akibat paparan air banjir yang bercampur dengan kotoran manusia, hewan, sampah, dan lumpur.


Tempat Pengungsian Higienis

Seorang anak didorong menggunakan gerobak usai banjir menerjang Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Terjangan banjir setinggi lima meter tersebut menyisakan lumpur dan sampah yang memenuhi seluruh kompleks perumahan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

PDEI juga menghimbau kepada pemerintah daerah untuk ketersediaan air bersih, tempat pengungsian dengan higienis dan sanitasi yang baik untuk masyarakat di wilayah terdampak banjir.

"Saat ini, tim medis PDEI sedang membangun posko kesehatan di beberapa wilayah, di antaranya Banten, Serang, dan Jakarta Pusat.

Informasi mengenai daftar wilayah posko kesehatan PDEI akan diumumkan lebih lanjut," lanjut Adib Khumaidi.

Dalam penanganan korban terdampak banjir, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sudah menyiagakan 32 RSUD dan 44 puskesmas serta posko kesehatan di lima wilayah Jakarta (Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan, Timur).

Untuk toilet portabel, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyediakannya di beberapa titik pengungsian.

"Total 25 unit toilet portabel telah ditempatkan di lokasi-lokasi pengungsian untuk membantu korban yang terkena dampak banjir," tulis informasi dalam unggahan di Instagram Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya