BNPB: Jumlah Pengungsi Korban Banjir di DKI, Jabar dan Banten Menurun

BNPB menginformasikan, warga korban banjir yang mengungsi saat ini berjumlah 187.284 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jan 2020, 18:48 WIB
Warga korban banjir tertidur di lokasi pengungsian di Gelanggang Olahraga (GOR) Pengadegan, Jakarta, Jumat (3/1/2020). Sebanyak 500 warga mengungsi di dalam GOR Pengadegan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih berupaya mengevakuasi korban yang terendam banjir di  DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat dengan perahu karet.

BNPB menginformasikan, hingga siang tadi pukul 14.30 WIB, jumlah korban banjir yang mengungsi sebanyak 187.284 jiwa. 

"Jumlah mengungsi 187.284," ungkap BNPB melalui akun Twitter miliknya @BNPB_Indonesia, Jumat (3/1/2020).

Terlihat jumlah korban pengungsi beransur-ansur turun. Sebelumnya di hari yang sama, informasi dari BNPB pada pukul 9.30 WIB jumlah korban banjir yang mengungsi di wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat berjumlah 397.171 orang. 

BNPB juga menjelaskan, hingga pukul 14.30 WIB jumlah lokasi titik banjir yang masih menggenang yaitu di DKI Jakarta 63 titik, Banten 22 titik  dan Jawa Barat 97 titik dengan jumlah total keseluruhan sebanyak 182 titik banjir. 

Sementara itu, jumlah korban yang masih tinggal di pengungsian yaitu DKI Jakarta 21.940 orang, Banten 5.550 orang dan Jawa Barat 159.794 orang dengan jumlah total keseluruhan sebanyak 187.284 orang 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Butuh Terpal dan Selimut

Sementara itu, warga yang sedang mengungsi saat ini sangat membutuhkan terpal dan selimut. Tidak hanya itu, mereka juga perlu mengganti busana dikarenakan pakaiannya terendam ataupun terbawa arus.

Beberapa warga juga mulai terserang berbagai macam penyakit, sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan dari paramedis. Warga yang sakit, juga memerlukan obat-obatan agar dapat sembuh.

Di sisi lain, para warga juga kesulitan mendapatkan makan,minum air bersih. Tidak hanya itu, warga juga kesulitan mendapatkan kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK).

(Rizki Putra Aslendra)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya