PLN Ungkap Alasan Listrik Masih Padam Meskipun Banjir Sudah Surut

PLN terus berupaya untuk menyalakan kembali aliran listrik di lokasi-lokasi yang sebelumnya terdampak banjir.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Jan 2020, 16:30 WIB
Petugas PLN sedang memeriksa kelistrikan di Jakarta. Dok PLN

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) terus melakukan pemeriksaan dan pembersihan gardu-gardu distribusi yang terdampak banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta Banten. ‎Meski ada wilayah yang banjirnya sudah surut tetapi masih mengalami pemadaman listrik.‎

Executive Vice President Corporate Communication dan CSR PLN, I Made Suprateka menyebutkan,‎ ada empat hal yang menyebabkan PLN belum bisa menyalakan listrik. Keempat hal tersebut adalah r‎umah warga masih terendam, Gardu Distribusi masih terendam, ‎Gardu Distribusi dan rumah warga masih terendam dan ‎Gardu Induk masih terendam.

"Apabila salah satu dari kondisi di atas terjadi, maka dengan terpaksa PLN akan melakukan pemadaman listrik. Sebagai informasi, satu gardu distribusi bisa memasok lebih dari 2 Rukun Tetangga (RT)," kata Made, di Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Made mengungkapkan, beberapa lokasi pelanggan mungkin sudah surut dan sudah melaporkan ke Contact Center PLN 123 namun masih mengalami pemadaman listrik. Hal itu terjadi karena gardu distribusi yang mengalirkan listrik ke rumahnya masih terendam sehingga belum bisa memasok listrik. ‎

Menurut Made, PLN terus berupaya untuk menyalakan kembali aliran listrik di lokasi-lokasi yang sebelumnya terdampak banjir dengan melakukan inspeksi, pembersihan, pengeringan, dan pengecekan gardu distribusi yang terkena dampak banjir.

"Hal ini dilakukan untuk memastikan peralatan di gardu distribusi dalam keadaan siap beroperasi. Sebelum menyalakan aliran listrik, PLN akan memastikan jaringan listrik warga sudah kering dan siap untuk dialiri listrik dengan menandatangani berita acara penyalaan bersama perwakilan warga,‎" tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BNPB: Korban Jiwa Banjir Jabodetabek, Hipotermia hingga Tersengat Listrik

Warga melintasi banjir di kampung Arus Cawang, Jakarta Timur, Jumat (26/4). Ketinggan banjir kurang lebih satu meter terjadi akibat luapan kali Ciliwung dan intensitas curah hujan di kawasan Bogor Jawa Barat sangat tinggi sehingga aktivitas warga terhambat. (merdeka.com/Imam Buhori)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak 43 0rang meninggal akibat banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) hingga pukul 09.00 WIB, Jumat (3/1/2020).

BNPB pun mengungkapkan penyebab korban meninggal dunia akibat banjir.

Berdasarkan data yang diinformasikan BNPB melalui akun Twitter @BNPB_Indonesia, diketahui sebanyak 1 orang dinyatakan hilang di Kabupaten Lebak. 

"UPDATE: Korban Meninggal Banjir Besar Jabodetabek Per Jumat (3/1) Pukul 09.00 WIB Adalah 43 Jiwa

Data terbaru korban banjir besar yang terjadi di wilayah Jabodetabek hingga hari ini Jumat (3/1) pukul 09.00 WIB adalah 43 jiwa," tulis BNPB.

 

3 orang meninggal dunia karena hipotermia. Dua orang berasal dari Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur dan satu korban lainnya berasal dari Kemayoran, Jakarta Pusat.

Dari data tersebut juga diketahui 5 korban banjir meninggal karena tersengat listrik di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Kota Bekasi, Kota Tangerang, dan Tangerang Selatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya