Bahaya Kesehatan di Balik Banjir Bandang

Banjir yang baru terjadi akhir-akhir ini di Jakarta, selain bahaya tenggelam, sengatan listrik, atau bahkan hewan buas, banjir juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang terkadang tidak disadari.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jan 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi banjir (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir yang baru terjadi akhir-akhir ini di Jakarta, selain bahaya tenggelam, sengatan listrik, atau bahkan hewan buas, banjir juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang terkadang tidak disadari.

Bakteri, lumpur, atau bahkan air limbah diketahui ditemukan di air banjir, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.

Air yang mengalir saat banjir parah menyerap sekelilingnya, yang berarti bakteri, pestisida, air limbah, atau bahan kimia dan organisme lain yang disapu sekarang terbawa arus.

Tetanus dapat menjadi masalah jika bakteri yang ditularkan melalui tanah dicampur ke dalam air banjir, dan air bersentuhan dengan luka terbuka. Penyakit menular lainnya seperti giardiasis – gangguan pencernaan akibat infeksi, dan norovirus – flu perut juga dapat menyebar jika terdapat bakteri tertentu dalam air.

Selain itu, menghabiskan terlalu banyak waktu dengan kaki yang terendam air juga akan menyebabkan parit kaki. Menurut laman yang dilansir dari Bustle, penyakit ini hampir tidak bisa dihindari seseorang terkena banjir.

 

Saksikan Video Menarik Berikut:


Kontaminasi air banjir

Ilustrasi. (Sumber iStock)

Kekhawatiran besar yang ditekankan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah terkait lambung karena bakteri dalam air. Sakit perut dan diare dapat menjadi keluhan umum di daerah bencana, karena terpapar dengan air yang tidak sehat dan bersih.

Selain itu, Kekhawatiran utama lainnya yang berkaitan dengan air banjir adalah potensi kontaminasi air minum jika air tersebut bersentuhan dengan air minum bersih. Robert Glatter, seorang dokter darurat di Lenox Hill Hospital New York City, mengatakan bahwa penduduk harus membuang makanan apa pun yang mungkin bersentuhan dengan air banjir, karena berpotensi terkontaminasi.

Hal ini termasuk makanan yang telah dibungkus plastik, kardus, atau kertas.

Air banjir jauh lebih dari sakadar karbondioksida (H20). Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan anak-anak untuk menjauhi daerah yang terkena banjir. Jika tidak bisa, setidaknya gunakan sarung tangan karet dan sepatu boot saat akan turun langsung ke air.

Glatter juga memperingatkan bahwa tubuh yang terkenena air banjir dapat membuat orang rentan terhadap infeksi kulit, infeksi luka, mata merah muda, dan berbagai permasalahan lainnya.

 

Penulis: Lorenza Ferary

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya