BMKG: Waspada, Intensitas Hujan Meningkat Mulai Besok

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, peningkatan curah hujan ini cenderung terjadi jelang malam hari.

oleh Yopi Makdori diperbarui 04 Jan 2020, 09:17 WIB
Tetesan air hujan yang ada di jendela kaca dengan latar belakang mendung menyelimuti langit Jakarta, Kamis (1/2). BMKG juga meminta warga mengantisipasi potensi angin berkecepatan tinggi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan intensitas hujan di sejumlah wilayah mulai Minggu 5 Januari 2020 meningkat. Kondisi ini akan berlangsung hingga Jumat 10 Januari 2020.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, peningkatan curah hujan ini cenderung terjadi jelang malam hari.

"Mohon ini diperhatikan prakiraannya. Jadi pada tanggal tersebut curahan hujan akan meningkat lagi. Curah hujan meningkat menjelang malam hari sampai dinihari," kata Dwikorita di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Jumat 3 Januari 2020.

Perempuan yang akrab disapa Rita ini menyebutkan, peningkatan curah hujan tersebut didorong oleh aktivitas massa udara basah yang berembus dari Pantai Timur Afrika melintasi Samudera Hindia. Massa udara ini akan berumur ke Samudera Pasifik yang terlebih dulu melewati Indonesia.

"Ada lima masuk melalui Sumatera Barat menuju Samudera Pasifik. Tapi jalurnya lewat kepulauan Indonesia. Masuk menuju ke Kalimantan, menyenggol ke Jawa, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung," rektor perempuan pertama Universitas Gadjah Mada ini menjelaskan hasil analisis BMKG.

Dia menekankan, bertambahnya intensitas curah hujan ini bukan hanya terjadi di Jawa bagian barat. Melainkan seluruh Pulau Jawa, baik tengah maupun timur.

"Jadi bukan hanya Jabodetabek," terang dia.

Sementara itu, pada 11-15 Januari 2020, pergerakan massa udara basah itu akan bergeser ke daerah Kalimantan Barat. Lalu bergerak ke arah timur melewati Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

"Akhirnya mampir ke Sulawesi Selatan dan di Sulawesi Tenggara. Nah, ini berjalan terus sehingga intensitas curah hujan tinggi di zona-zona tersebut," ujar dia.

"Ini prakiraan bukan perkiraan sehingga mohon dipersiapkan," lanjut Kepala BMKG.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Banjir Jabodetabek Sudah Diprakirakan

Sebuah motor tergeletak di Jalan Di Panjaitan dekat Halte Transjakarta Cawang Soetoyo yang tergenang banjir, Jakarta, Rabu (1/1/2020). Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Selasa sore (31/12/2019) mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Rita mengatakan pihaknya telah memberikan peringatan dini bencana banjir di Jakarta dan sekitarnya. BMKG telah memprakirakan, selama periode awal tahun akan terjadi peningkatan intensitas curah hujan.

"Peringatan dini yang sudah disampaikan seminggu sebelumnya, tanggal 23, 27, 28 dan terakhir bersama Kepala BNPB tanggal 30 Desember ternyata dianggap kurang dahsyat," jelas dia.

Menurut dia, peringatan dini yang disampaikan pihak seakan tidak diindahkan oleh publik. Ia menganggap publik menafsirkan peringatan dini itu sebagai perkiraan yang tidak ada dasar perhitungannya.

Padahal, dia melanjutkan peringatan dini yang BMKG sampaikan merupakan suatu bentuk prakiraan yang dilandaskan pada perhitungan matematis.

"Dasarnya apa? Dasarnya data. Data dari mana? Tidak cukup data satelit, tapi data dari radar-radar. Kami memiliki puluhan radar kemudian data itu dihitung secara matematis dengan modeling," ungkap Rita.

Bahkan, dia menjelaskan, modeling saja tidak cukup. Ditambah lagi dengan data yang dihimpun dari stasiun cuaca yang tersebar di berbagai daerah.

"Sehingga mohon dengan sangat percayailah prakiraan. Memang bisa salah karena kami bukan Tuhan. Tapi akurasi kami adalah 80 sampai 85 persen," kata Rita.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya