China Konfirmasi Kasus Pneumonia Misterius yang Jadi Viral

China membenarkan kasus pneumonia yang telah memicu kekhawatiran tentang kebangkitan kembali virus mirip flu yang menewaskan ratusan orang lebih dari satu dekade lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jan 2020, 17:23 WIB
SARS menewaskan 349 orang di daratan Cina dan 299 lainnya di Hong Kong pada 2003. (Liputan6.com/AFP)

Liputan6.com, Beijing - China pada Jumat 3 Januari 2020 membenarkan bahwa terjadi kasus pneumonia yang telah memicu kekhawatiran atas kebangkitan kembali SARS -- virus mirip flu yang menewaskan ratusan orang lebih dari satu dekade lalu.

"Ke-44 kasus yang naik dari 27 kasus awal yang diumumkan pada Selasa 31 Desember 2019, termasuk dalam 11 “kasus yang parah”, kata otoritas kesehatan di kota Wuhan di China Tengah, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari CNA, Sabtu (4/1/2020).

“Tanda-tanda vital pasien lain umumnya stabil,” katanya dalam pernyataan itu.

Pihak berwenang masih dalam proses mengidentifikasi penyebab infeksi, tetapi “influenza, avian influenza, infeksi adenovirus dan penyakit pernapasan umum lainnya telah dikecualikan.” Komisi Kesehatan Wuhan mengatakantanpa menyebutkan SARS, mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh sebuah coronavirus.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Spekulasi Online

Ilustrasi hoax

Berita tentang misteri wabah pneumonia awal pekan ini menyebabkan spekulasi online bahwa hal ini mungkin terkait dengan Sindrom Pernafasan Akut Parah, yakni penyakit pernapasan yang sangat menular.

Polisi Wuhan pada hari Rabu mengatakan mereka telah menghukum delapan orang akibat “menerbitkan atau meneruskan informasi palsu di internet tanpa verifikasi”.

Komisi kesehatan mengatakan semua pasien telah menerima perawatan isolasi dan Kota Wuhan sedang  melacak orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan para pasien.

Beberapa dari pasien tersebut bekerja di pasar makanan laut di Wuhan, dan “tidak ada bukti nyata penularan dari manusia ke manusia yang sejauh ini telah ditemukan,” kata komisi itu.


Kasus di Hong Kong

Bendera Hong Kong dan China berkibar berdampingan (AFP)

Sebelumnya, dua wanita di Hong Kong yang dibawa ke rumah sakit umum dengan gejala demam dan infeksi saluran pernafasan atau gejala pneumonia, membawa jumlah kasus yang dilaporkan di kota itu sejak tanggal 31 Desember.

Kedua wanita itu, yang berusia 12 dan 41 tahun, telah mengunjungi Wuhan dalam dua minggu terakhir, kata Otoritas Rumah Sakit Hong Kong. Mereka dirawat secara terpisah dan dalam kondisi stabil.

Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) di kota itu mengatakan penyelidikan epidemiologis mengungkapkan beberapa pasien di Wuhan adalah operator bisnis di pasar makanan laut lokal.

"Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kedua pasien belum pernah ke pasar basah di Wuhan sebelum timbulnya gejala," kata Kepala Petugas Pengendalian Infeksi Rumah Sakit, Raymond Lai.

Otoritas Rumah Sakit Hong Kong telah mengirim sampel ke Departemen Kesehatan untuk pengujian.


Imbauan pada Masyarakat

Ilustrasi pasar basah. (Liputan6/Pixabay)

CHP telah menyarankan masyarakat untuk “menjaga kebersihan pribadi, makanan, dan lingkungan” di Hong Kong dan saat bepergian.

“Ketika bepergian ke luar Hong Kong, masyarakat harus menghindari mengunjungi pasar basah, atau hidup di pasar atau pertanian,” katanya dalam sebuah pernyataan, serta menambahkan bahwa anggota masyarakat juga harus mengenakan masker dan mencari perawatan medis jika mereka menunjukkan gejala.

CHP memperluas cakupan pengawasan pada hari Jumat dan mendesak dokter untuk membuat laporan jika mereka menemukan pasien dengan gejala demam dan pernapasan atau pneumonia akut, serta mereka yang telah mengunjungi Wuhan 14 hari sebelum timbulnya penyakit.

Pengukuran kesehatan di pelabuhan juga ditingkatkan. Sistem pencitraan panas tambahan dilakukan di Bandara Internasional Hong Kong untuk memeriksa suhu tubuh wisatawan yang datang dari Wuhan.

Tenaga kerja tambahan juga dikerahkan di stasiun kereta Kowloon Barat untuk memantau wisatawan yang datang. “Mereka yang memiliki gejala yang relevan dan riwayat perjalanan akan segera dirujuk ke rumah sakit umum untuk isolasi, perawatan dan tindak lanjut,” kata Departemen Kesehatan.


WHO Kritik China

Ilustraasi foto Liputan 6

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik China karena tidak melaporkan jumlah kasus SARS yang telah terjadi pada 2003.

SARS menewaskan 349 orang di daratan China dan 299 lainnya di Hong Kong pada tahun itu.

Virus yang menginfeksi lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia itu, diperkirakan berasal dari provinsi Guangdong di China selatan, menurut WHO.

China memecat menteri kesehatannya saat itu Zhang Wenkang karena penanganan krisis yang buruk pada tahun 2003, beberapa bulan setelah kasus pertama dilaporkan.

WHO mengumumkan bahwa China bebas dari SARS pada Mei 2004.

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya