Liputan6.com, Ahvaz - Jenderal Militer Iran Qasem Soleimani tewas dalam serangan militer Amerika Serikat di Baghdad pada Kamis 2 Januari. Jenazah Soleimani dipulangkan ke Iran pada Minggu (5/1/2020).
Kantor berita resmi IRIB melaporkan, Jasad Soleimani diterbangkan ke Kota Ahvaz di Iran barat daya. IRIB mengunggah klip video dari peti jenazah, yang dibungkus dengan bendera Iran, sedang diturunkan dari pesawat dan diiringi band militer.
Advertisement
Ribuan pelayat berpakaian hitam berbaris melalui Ahvaz, dalam cuplikan langsung yang ditayangkan di stasiun televisi pemerintah.
Qasem Soleimani, perancang operasi klandestin dan militer Teheran di luar negeri sebagai kepala Pasukan Quds Pengawal Revolusi, tewas dalam serangan pesawat tak berawak milik AS saat konvoi di bandara Baghdad.
Jenazah pemimpin milisi Irak dukungan Iran yang terbunuh dalam serangan bersama Qasem Soleimani, Abu Mahdi al-Muhandis, juga diterbangkan ke Ahvaz.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ancaman Donald Trump
Banyak warga Iran berdemonstrasi dalam beberapa hari terakhir untuk menunjukkan kesedihan atas kematian Soleimani, yang lain khawatir kematiannya akan mendorong negara itu untuk berperang dengan negara adidaya. Soleimani dianggap sebagai tokoh terkuat kedua di negara itu setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Bukannya menunjukkan tanda-tanda mengurangi ketegangan yang timbul, Presiden AS Donald Trump justru mengeluarkan ancaman keras terhadap Iran. Trump mengancam akan menghantam keras 52 situs Iran jika negara itu menyerang aset atau warga negara Amerika Serikat.
Donald Trump mencuit bahwa Iran "berbicara dengan sangat berani tentang penargetan aset tertentu AS" sebagai tanggapan atas kematian Soleimani. Trump mengatakan Amerika Serikat telah "menargetkan 52 tempat di Iran" dan beberapa di antaranya "pada tingkat yang sangat tinggi & penting bagi Iran & budaya Iran, dan target-target itu, dan Iran sendiri, AKAN DISERANG DENGAN SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS."
"AS tidak menginginkan ancaman lagi!" Donald Trump mengatakan, sambil menambahkan bahwa jumlah 52 target mewakili 52 orang Amerika yang disandera di Iran setelah ditangkap di kedutaan AS di Teheran pada 1979.
Advertisement
Siapa Qasem Soleimani?
Sebenarnya, siapakah Qasem Soleimani?
Dikutip dari BBC, Sabtu (4/1/2020), Qasem Soleimani yang berusia 62 tahun merupakan orang paling kuat nomer dua di Iran, setelah pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Jadi sosok yang dekat dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, ia bahkan dipandang sebagai sosok penerus potensial dari Khamenei.
Pasukan Quds, sebuah unit elit Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC), dilaporkan langsung ke ayatollah, dan Soleimani dipuji sebagai tokoh nasional yang heroik.
Qasem Soleimani bukanlah jenderal Iran biasa. Pengaruhnya sangat besar di Iran dan ia menguasai intel karena memimpin pasukan Quds. Soleimani dan pasukan Quds juga mengurus proksi Iran di Suriah, Yaman, dan Lebanon.
Pada Juli 2018, ia sempat menantang Presiden AS Donald Trump setelah Trump memperingatkan Iran agar tidak mengancam AS.
Di bawah kepemimpinannya selama 21 tahun di Pasukan Quds, Iran mendukung Hizbullah dan kelompok-kelompok militan pro-Iran lainnya di Lebanon, memperluas kehadiran militernya di Irak dan Suriah dan mengatur serangan Suriah terhadap kelompok-kelompok pemberontak dalam perang saudara yang berkepanjangan di negara itu.