Jokowi dan Kepala BNPB Bahas Akar Wangi Pencegah Longsor di Atas Helikopter

Karena cuaca buruk, Presiden Jokowi, Panglima TNI, Menteri PUPR, dan Kepala BNPB pasrah ketika pilot memutuskan untuk tidak mendarat, dan kembali ke Atang Sanjaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jan 2020, 16:05 WIB
Presiden Jokowi dan Kepala BNPB Doni Monardo, Minggu (5/1/2020). (foto: biro pers setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo menemaninya berkunjung ke lokasi-lokasi musibah. Di antaranya ke lokasi longsor di Kecamatan Sukajaya, Bogor, Minggu (5/1/2020).

Jokowi pun meninjau menggunakan helikopter yang sudah stand by di Lanud Atang Sanjaya Bogor. Ada 3 helikopter di sana. Satu heli di antaranya, berisi Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Kepala BNPB Doni Monardo.

Dari Lanud Atang Sanjaya ke lapangan Helipad di Kecamatan Sukajaya, Bogor bisa ditempuh dalam waktu sekitar 20-an menit dengan helikopter kepresidenen Super Puma L-2 AS-332. Namun apa daya, cuaca ekstrem menggagalkannya.

Tenaga Ahli Bidang Media BNPB Egy Massadiah dalam keterangan tertulisnya mengatakan, setelah terbang, 5 menit menjelang sampai di titik lokasi, helikopter berbendera merah putih dan bernomor ekor H-3204 itu gagal mendarat akibat cuaca jelek. Dua helikopter berisi rombongan lainnya, beberapa menit sebelumnya berhasil mendarat.

Karena cuaca buruk, Presiden Jokowi, Panglima TNI, Menteri PUPR, dan Kepala BNPB pasrah ketika pilot memutuskan untuk tidak mendarat, dan kembali ke Atang Sanjaya.

Egy mengatakan, di Lanud Atang Sanjaya, Presiden Jokowi sudah diberi tahu ihwal kemungkinan cuaca jelek dan gagal mendarat di Sukmajaya.

Akan tetapi, Presiden Jokowi meminta pilot tetap menuju lokasi bencana dan mengambil risiko hingga akhirnya kembali ke Atang Sanjaya.

Di dalam kabin helikopter, kekecewaan merundung para penumpang di dalamnya. Untuk sesaat, kabin helikopter kepresidenan hening, sampai akhirnya Presiden Jokowi melempar pertanyaan kepada Doni Monardo.

"Pak Doni, apa yang harus dilakukan (untuk mencegah longsor)," kata Jokowi. Spontan Doni menjawab, "Kembalikan fungsi lahan dengan menanam vetiver, Pak Presiden."

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tanaman Vetiver

Presiden Jokowi saat hendak menaiki helikopter ke Sukajaya, Bogor, Minggu (5/1/2020). (foto: biro pers setpres)

Vetiver adalah jenis tanaman yang kita kenal dengan nama akar wangi atau narwastu. Tanaman ini adalah sejenis rumput yang berasal dari India. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae, dan masih sekeluarga dengan sereh atau padi.

Sekalipun berjenis rumput, tetapi memiliki akar yang menghunjam hingga kedalaman dua sampai dua-setengah meter. Tak pelak, vetiver menjadi pilihan terbaik untuk ditanam di lahan bekas HGU yang telah digunduli, tanpa reboisasi.

"Ribuan lokasi bekas HGU, pohonnya sudah ditebangi dan ditinggal begitu saja," ungkap Doni.

Mantan Komandan Paspampres itu menyampaikan ke Presiden bahwa sisa-sisa akar pohon yang ditebang, kemudian membusuk dan saat musim hujan tiba dengan curah yang tinggi mengakibatkan rongga tanah rentan longsor. Rumah rumah penduduk pun dengan mudah dan singkat dilumat arus lumpur longsoran yang deras.

Akar wangi, atau vetiver, lanjut Doni adalah pencegah longsor terbaik. "Bioteknologi vetiver sudah diujicoba dan mendapat pengakuan World Bank bahkan PBB. Di banyak tempat dan negara, tanaman ini sudah dikenal luas sebagai tanaman pencegah longsor," ujar Doni.

Setelah mendengar solusi tersebut, Presiden Jokowi memerintahkan Doni Monardo segera melakukan penanaman vetiver di area gundul, utamanya di lereng-lereng pegunungan.

Untuk itu, Doni diminta melibatkan anggota TNI yang punya kualifikasi panjat tebing, termasuk kelompok Wanadri kelompok pendaki gunung yang memiliki keahlian mendaki.

"Tahap awal saya siapkan seratus-ribu bibit akar wangi, Bapak Presiden," ujarnya.

Tak pelak, Doni mendapat PR agar menanam di daerah dengan tingkat kemiringan tertentu yang dalam kondisi gundul, dan rawan longsor.


Ada Ribuan Titik Rawan Longsor

Presiden Jokowi saat hendak menaiki helikopter ke Sukajaya, Bogor, Minggu (5/1/2020). (foto: biro pers setpres)

Doni menyebut, bukan satu-dua lokasi saja, melainkan terdapat ribuan titik rawan longsor di Tanah Air. Itu semua diawali dengan pemberian HGU kepada perusahaan tanpa kontrol serta kewajiban menghijaukan kembali lahan HGU diabaikan dan telah digunduli semena mena.

Penggundulan itu sudah terjadi 10 hingga 20 tahun yang lalu, dan tahun-tahun ini baru berdampak longsor. Dengan adanya instruksi presiden untuk menanam akar wangi tadi, diharapkan ke depan tragedi longsor bisa dikurangi, atau bahkan dicegah sama sekali.

"Di sela-sela tanaman akar wangi, akan diseling tanaman keras seperti sukun, aren, dan alpukat. Selain punya nilai ekologis, juga punya nilai ekonomis," ujar Doni.

Setiba di Atang Sanjaya, Presiden memerintahkan Menteri PU dan Perumahan Rakyat langsung menuju Kecamatan Sukajaya melalui jalur darat untuk memastikan peralatan berat berfungsi optimal sehingga akses menuju dan ke Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dapat dibuka.

Kementerian PUPR mencatat ada enam desa di Kecamatan Sukajaya yang terisolir akibat jalan akses tertutup longsor yakni Desa Kiarasari, Kiara Pandak, Urug, Cisarua, Cileuksa dan Pasir Madang.

Menteri Basuki sejak kemarin Sabtu 4 Januari 2020, sesuai arahan Presiden telah mengirimkan 6 alat berat ke lokasi longsor, yaitu 6 execavator, 1 loader, dan 1 buildozer.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya