Tensi Panas Timur Tengah Tekan Nilai Tukar Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.933 per dolar AS hingga 13.966 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Jan 2020, 11:10 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Sebagian sentimen yang mempengaruhi gerak rupiah adalah sentimen dari luar. 

Mengutip Bloomberg, Senin (6/1/2020), rupiah dibuka di angka 13.933 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.930 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 13.960 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.933 per dolar AS hingga 13.966 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,68 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah dipatok di angka 13.961 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.899 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan berpotensi melemah melanjutkan koreksi akhir pekan lalu.

"Dalam perdagangan hari Senin, rupiah akan ditransaksikan melemah," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara.

Panasnya tensi di Timur Tengah akan menjadi perhatian pasar pekan ini. Naiknya harga minyak di akhir pekan ini akibat serangan udara AS yang dikabarkan menewaskan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan membalas serangan tersebut yang menimbulkan kekhawatiran terjadi konflik di wilayah tersebut.

Meningkatnya kekhawatiran bahwa ketegangan Timur Tengah dapat mengganggu pasokan minyak dan telah membuat harga minyak naik.

 


Sentimen dari China

Teller menunjukkan mata uang dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari eksternal lainnya, keputusan bank sentral China untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneternya diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar keuangan.

People Bank of China (PBoC) memangkas jumlah uang tunai yang harus disimpan dalam cadangan perbankan, melepaskan dana sekitar 800 miliar yuan (USd 115 miliar) guna menopang perlambatan ekonomi negara itu.

Selain itu, PBoC mengatakan akan menggunakan suku bunga pinjaman sebagai patokan baru untuk menentukan suku bunga mengambang. Hal tersebut diyakini akan menurunkan biaya pinjaman yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan.

Ibrahim memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 13.895 per dolar AS hingga 13.980 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya