Jangan Remehkan, Sakit Kepala Bisa Saja Tanda Anemia

Sakit kepala kronis bisa saja menjadi tanda bahwa adanya masalah kesehatan pada tubuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jan 2020, 08:00 WIB
Pusing itu Bukan Penyakit tapi gejala (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sakit kepala adalah hal yang biasa dialami oleh banyak orang. Tanpa pengobatan yang serius, sakit kepala akan hilang begitu saja. Namun, apakah sakit kepala akan Anda biarkan hingga hilang dengan sendirinya?

Sakit kepala bisa saja terjadi secara terus-menerus yang menandakan adanya masalah kesehatan dalam tubuh Anda. Oleh karena itu, sakit kepala tak boleh diremehkan. Berikut ini adalah penyebab dari sakit kepala yang berkelanjutan:

1. Stres

Seperti yang dilansir dari Self, "Stres yang tidak terselesaikan benar-benar dapat berkontribusi pada sakit kepala," kata direktur Orange County Migraine & Headache Center, Amerika Serikat, Susan Hutchinson, MD.

Manajemen stres dan teknik perawatan diri menjadi sangat penting. Teknik tersebut bisa saja berupa perubahan gaya hidup hingga intervensi psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif.

2. Dehidrasi

Salah satu hal terpenting untuk diperhatikan adalah asupan air karena dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala. Para ahli percaya hal tersebut ada hubungannya dengan volume darah menurun ketika Anda tidak mendapatkan cukup air sehingga mengakibatkan lebih sedikit oksigen yang masuk ke otak.

Sebaiknya Anda memperhatikan tanda-tanda dehidrasi, seperti air seni berwarna kuning, bibir kering, dan merasa haus. Kemudian, minum lebih banyak air dan juga mengonsumsi makanan dengan kadar air yang tinggi.

Saksikan juga video menarik berikut:


3. Anemia

Anemia adalah suatu kondisi di mana Anda kekurangan sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh Anda. Hal tersebut dapat menimbulkan gejala, di antaranya kelelahan, perasaan lemah, dan sesak napas. "Anemia yang lebih parah dapat menyebabkan sakit kepala," kata dr. Hutchinson. Anda dapat menemui tenaga medis profesional untuk mengetahui apakah Anda mengalami anemia atau tidak.

4. Masalah Hormon, seperti Menstruasi

Banyak orang yang mengalami sakit kepala terkait PMS yang diakibatkan penurunan estrogen sebelum menstruasi. Tak hanya mengalami sakit kepala hendak menstruasi, tetapi periode perimenopause, postpastum, dan kehamilan juga ditandai dengan penurunan estrogen yang signifikan dan sering kali diikuti dengan sakit kepala. Jika Anda mengalami sakit kepala karena perubahan hormon, ada baiknya temui dokter Anda untuk melakukan kontrasepsi hormonal.


5. Kualitas Tidur

Berdasarkan lansiran dari Mayo Clinic, rata-rata orang dewasa membutuhkan tujuh hingga delapan jam tidur per malamnya. Jika mengalami gangguan tidur, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter.

6. Penggunaan Obat Berlebihan

Sebaiknya minum obat sakit kepala sesuai dengan saran dari tenaga medis profesional untuk menghindari peningkatan frekuensi sakit kepala Anda. Jika telanjur melewati batas penggunaan obat tersebut, pastikan berkonsultasi pada dokter untuk menghentikan efek samping yang serius.

 

 

Penulis: Salsabila Fauziah Rahman

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya