Menteri Basuki Ungkap 3 Penyebab Utama Banjir Jakarta dan Sekitarnya

Kementerian PUPR telah menerjunkan 285 pegawai untuk mensurvei 180 titik lokasi banjir.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Jan 2020, 16:25 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan penanganan di lokasi banjir.(Foto: Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan beberapa indikator penyebab banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hal itu didapatnya pasca menerjunkan 285 pegawai untuk mensurvei 180 titik lokasi banjir.

"Ada beberapa kesimpulan yang kemarin sudah ditindaklanjuti. Seperti misalnya ada tanggul jebol, itu banyak di Bekasi, di Kemang Pratama, di Villa Nusa Indah. Tadi malam sudah saya cek dan sudah menunjuk BUMN, sekarang sudah dikerjakan," ujar dia di Jakarta, Senin (6/1/2020).

Dia menyatakan, tindak lanjut penanganan banjir juga sudah dilakukan di Halim Perdanakusuma dan Cawang yang sempat terendam genangan air.

"Halim itu empangnya, embungnya kita perlebar. Dari 20 ribu meter kubik kapasitasnya, akan kita jadikan 50 ribu meter kubik. Sekarang dangkal, 2 meter, kita jadikan 5 meter," jelasnya.

Sementara di beberapa ruas tol seperti Km 24+000 Tol Jakarta-Cikampek (Japek) arah Jakarta dan Km 136 Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) juga telah ditindaklanjuti.

"Kalau di Km 24 (Japek) itu karena drainasenya tertutup proyek kereta cepat. Kita bongkar. Di Km 136 Cipali itu karena kali Cilalanang yang memang kecil, kita sekarang sudah mulai bergerak, sudah kita lebarkan," terang Menteri Basuki.

Sebagai kesimpulan, ia memaparkan beberapa alasan kenapa musibah banjir bisa terjadi di kawasan Jakarta dan sekitarnya.

"Satu karena bendungannya jebol, yang kedua ada beberapa pompa yang tidak berfungsi pada saat itu. Kemudian ada juga drainase-drainase yang dangkal. Kemudian tersumbat sampah, ini ada semua," bebernya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ibu Kota Banjir, Ribuan Orang Minta Formula E Jakarta Dibatalkan

Guru bekerja bakti membersihkan fasilitas sekolah usai banjir menerjang gedung SD-SMP Perguruan Rakyat 2 di Kampung Melayu Kecil, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (6/1/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Awal tahun, ibu kota Republik Indonesia mengalami hujan deras yang membuat banjir. Alhasil, ribuan akun menandatangani petisi pembatalan Formula E seri Jakarta. 

Petisi pembatalan Formula E dimulai oleh Irawan Endro Prasetyo via Change.org dan ditujukan khususnya kepada federasi otomotif internasional (FIA), ketua DPRD DKI Jakarta H. Prasetio E. Marsudi, Gubernur DKI, Anies Baswedan.

Banjir yang melanda kawasan Jabodetabek menjadi latar belakang Irawan Endro Prasetyo mengajak netizen untuk menandatangani petisi tersebut.

Hingga Minggu (5/1/2020) pukul 14:00 WIB, sudah 4 ribu orang yang telah menandatangani petisi itu. 

"Jakarta saat ini menderita banjir besar yang menghancurkan sebagian besar wilayah kota. Ini adalah salah satu banjir terbesar dan terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah Jakarta, mengakibatkan kerusakan banyak bangunan, infrastruktur serta menelan korban jiwa," tulis Irawan dalam petisinya seperti dikutip dari Change.org.

Faktor dana menjadi sorotan netizen. Irawan dan sejumlah netizen lainnya mempermasalahkan prioritas anggaran ABPD DKI, yang dianggap tidak tepat. 

"Kami, warga Jakarta, dengan ini meminta Anda untuk membatalkan penyelenggaraan acara Formula E FIA ABB 2020 di Jakarta. Kami membutuhkan semua sumber daya yang tersedia untuk membantu orang-orang dan membangun kembali kota kami, bukan untuk menyia-nyiakannya pada satu acara yang mengolok-olok penderitaan warga.

"Mohon pertimbangkan untuk memindahkan acara ini ke kota lain yang lebih siap untuk mengadakannya. Terima kasih."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya