Indonesia Akan Dapat Investasi dari Uni Emirat Arab USD 20 Miliar

Perjanjian investasi ini dapat terwujud karena faktor kedekatan antara Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota Kerajaan UEA.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Jan 2020, 20:30 WIB
Mantan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). Berkemeja putih seperti calon menteri lainnya, Luhut hanya menebar senyum ke awak media. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pemerintah Indonesia akan menerima investasi dari pihak Uni Emirat Arab (UEA) hingga sebesar USD 20 miliar.

Pernyataan itu disebutnya usai menerima kunjungan perwakilan Uni Emirat Arab di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (6/1/2020) sore.

"Tadi persiapan kunjungan Presiden ke UEA, itu angkanya tadi saya lihat bisa USD 20 miliar. Ditandatanganin selama Presiden di sana. Tapi kita masih finalisasi," ujar Luhut saat ditemui di kantornya.

Adapun perjanjian yang akan diteken mencakup beberapa sektor. Antara lain investasi untuk bidang energi, agrikultur, pendidikan, keuangan, infrastruktur, manufaktur, dan Sovereign Wealth Fund (SWF).

"Sudah mencakup semua itu, termasuk empat (investasi di sektor) petrokimia," jelas Luhut.

Keempat bentuk investasi Uni Emirat Arab di sektor petrokimia dan petroleum yakni Adnoc ke Pertamina untuk Kilang Balongan, Masdar ke PLN untuk PLTS Cirata, Mubadala ke Pertamina untuk Kilang Balikpapan, dan EGA ke Inalum untuk aluminium smelter di Kalimantan Utara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Faktor Kedekatan

Orang-orang menikmati pemandangan cakrawala kota dengan latar gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab (18/10/2019). Burj Khalifa yang sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah pencakar langit di Dubai, UEA yang diresmikan pada 4 Januari 2010. (AP Photo/Kamran Jebreili)

Secara jadwal, Luhut melanjutkan, dirinya akan bertolak ke UEA pada Jumat malam, 10 Januari 2020. Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menyusul sehari berselang pada Sabtu pagi, 11 Januari 2020.

Luhut pun menyatakan, perjanjian investasi ini dapat terwujud karena faktor kedekatan antara Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota Kerajaan UEA, Prince Mohammad bin Zayed.

"Itu sebenarnya karena hubungan pribadi Presiden dengan Prince Mohammad bin Zayed. Kami hanya eksekutor saja," tukas Luhut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya