Liputan6.com, Jakarta - Bisnis HTC pada tahun lalu masih belum berjalan dengan baik. Berdasarkan laporan keuangan yang diungkapkan pada Senin (6/1/2019), pendapatan HTC pada 2019 turun 57,8 persen menjadi 10 miliar New Taiwan Dollar/TWD (USD 333 juta), atau sekira Rp 4,6 triliun.
Dilansir dari Tech Crunch, Selasa (7/1/2020), HTC pada 2018 membukukan pendapatan sebesar 23,7 miliar TWD (USD 789 juta). Pendapatan dua tahun lalu itu merupakan penurunan 87 persen dibandingkan pendapatan pada 2017.
Baca Juga
Advertisement
Penurunan pendapatan ini terjadi ketika HTC tengah berusaha mengembangkan kembali bisnis ponsel cerdasnya. Perusahaan asal Taiwan itu juga tengah fokus pada headset dan aksesori virtual reality (VR).
HTC belum mengungkapkan kerugian perusahaan pada kuartal IV 2019. Namun dalam tiga kuartal sepanjang tahun lalu, perusahaan merugi 7 miliar TWD.
HTC pada tahun lalu membuat perubahan signifikan pada strategi smartphone miliknya di banyak negara, termasuk India, yang merupakan pasar smartphone terbesar kedua di dunia. HTC tidak lagi menjual flagship, dan smartphone high-end lainnya di India, sebaliknya fokus pada handset kelas menengah.
CEO dan Fokus Baru
HTC pada September lalu menunjuk Yves Maitre sebagai CEO baru perusahaan. Dalam sebuah wawancara dengan Tech Crunch, Maitre secara terbuka mengatakan bahwa HTC telah berhenti berinovasi dalam hardware smartphone.
"Orang-orang seperti Apple, Samsung, dan baru-baru ini Huawei, telah melakukan pekerjaan luar biasaa dalam berinvestasi pada hardware mereka. Kami tidak melakukannya, karena kami telah berinvestasi dalam inovasi VR," tuturnya.
Maitre mengatakan, perusahaan di masa depan akan fokus pada headset-headset VR, dan banyak aplikasinya, seperti dalam hal pelatihan dan pendidikan.
Dalam beberapa kuartal terakhir, HTC telah menghadirkan sejumlah produk termasuk headset Vive Pro Eye untuk perusahaan, dan terus meningkatkan layanan dan produk VR miliknya. HTC sejauh ini belum mengungkapkan angka penjualan headset VR.
(Din/Why)
Advertisement