Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah target melakukan integrasi sistem transaksi dan penerapan tarif bagi pengguna Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) II dengan Tol Jakarta-Cikampek eksisting pada Januari 2020.
Rencananya, kedua tol ini akan ikut terintegrasi dengan Jaringan Lingkar Luar Jakarta (JORR) yang secara hitungan tarif telah sama rata sejak 2018.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit mengatakan, ruas Tol JORR yang akan terintegrasi dengan Tol Layang Japek dan Japek eksisting adalah ruas Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
"Sekarang itu integrasinya tidak hanya Japek dan Japek Elevated, tapi juga dengan Becakayu. Harapan kita sih tetap Januari. Pihak yang membantu kami bantu simulasi mereka janji simulasinya selesai bulan ini minggu kedua (Januari)," jelasnya di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, dikutip Selasa (7/1/2020).
Baca Juga
Advertisement
Danang memaparkan, sistem integrasi ini merupakan bentuk penyesuaian antara pengembalian investasi dengan pelayanan kepada masyarakat. Dengan begitu, tarif Tol Japek eksisting rencananya akan dinaikan sementara tarif Tol Layang Japek diturunkan.
"Kita kan sambil sudah jalan, masyarakat akan kita tanya kembali mengenai kemampuan dan kemauan bayar mereka. Jadi mungkin yang di Japek itu mengalami kenaikan, yang di Japek Elevated bisa mengalami penurunan. Sehingga itu bisa balance yang lewat di atas dan yang lewat di bawah," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menghitung Tarif
Terkait berapa besaran tarif yang telah terintegrasi tersebut, ia menyampaikan pemerintah dan pihak pengelola jalan tol kini tengah menghitung angka pastinya.
"Makanya itu termasuk nanti yang akan kita bahas dalam soal integrasinya. Soalnya waktu pentarifannya kan enggak sama. Makanya kita harus hitung kalau di tahun 2020 harganya berapa, tahun 2019 harganya berapa, kemudian naik dan turunnya akan jadi berapa," terang Danang.
Advertisement
Antisipasi Macet, Menhub Usul Batasi Jumlah Kendaraan di Tol Layang Jakarta-Cikampek
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengusulkan adanya pembatasan kendaraan yang melewati jalur tol layang Jakarta-Cikampek. Hal ini guna mengantisipasi macet berlebihan saat arus balik liburan natal dan tahun baru.
Menhub menyatakan, pasti sebagian besar masyarakat akan memanfaatkan tol layang Jakarta-Cikampek untuk kembali dari liburan karena dinilai lebih cepat.
"Kemarin pada saat arus libur dari Barat ke Timur kita sudah punya pengalaman atas tol layang, sehingga saya pikir pembatasan kecepatan, pembatasan masuknya kendaraan, dan penyiapan area emergency itu menjadi relevan untuk dilakukan pada arus balik,” ujar Menhub, mengutip keterangan resmi, Selasa (31/12/2019).
Dirinya menambahkan, arus balik nataru akan tersebar mulai dari 1 Januari 2020 hingga 5 Januari 2020. Oleh karenanya, Menhub berharap agar Kepolisian, Jasa Marga dan pihak terkait lainnya dapat mempersiapkan tim agar dapat mengantisipasi lonjakan jumlah kendaraan yang masuk ke tol layang Jakarta-Cikampek.
"Kami meminta Jasa Marga melakukan pengaturan pembatasan kendaraan yang akan naik tol layang. Tidak boleh seperti kemarin tidak ada pembatasan, sehingga terlalu banyak yang naik. Selain itu, hal lain yang perlu dipersiapkan yaitu seperti kesehatan dan stamina pengemudi, dan penyediaan (area) emergency," jelas Menhub.
Menhub juga membahas mengenai tol Cipali yang menjadi titik krusial karena rawan kecelakan. Menurutnya, perlu dilakukan kajian mendetail terkait rest area di sekitar Cipali dan pembangunan pembatas di tengah jalur tol Cipali untuk menghindari kecelakaan dua arah.
"Ini harus disiapkan, lebaran masih tiga bulan lagi tapi kita harus lakukan persiapan dari sekarang, masukan-masukan didiskusi tadi tolong diinventarisir dan minggu depan saya tugaskan Dirjen (Perhubungan) Darat mengkoordinasikan persiapan rencana lebaran ini," ujarnya.