Rupiah Menguat di Tengah Ketegangan Iran dan AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.895 per dolar AS hingga 13.935 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Jan 2020, 11:30 WIB
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa ini. Penguatan rupiah di tengah konflik antara Iran dengan AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (7/1/2019), rupiah dibuka di angka 13.934 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.944 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus menguat ke 13.895 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.895 per dolar AS hingga 13.935 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,21 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.919 per dolar AS, menguat jika dibanidngkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.961 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat di tengah ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

"Rupiah mungkin bisa menguat ke arah support hari ini karena tidak adanya eskalasi di Timur Tengah dan penasehat gedung Putih meralat ucapan Trump soal penyerangan ke situs budaya Iran bila Iran membalas serangan AS," kata Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Ariston menuturkan para pelaku pasar juga menganalisa bahwa Iran tidak mungkin menyerang basis AS di Timur Tengah yang bisa menganggu ekspor minyak mentahnya.

Harga minyak dunia sendiri diperkirakan cenderung menguat menyusul memanasnya hubungan AS dengan Iran. Hubungan kedua negara merenggang usai militer AS membunuh seorang komandan senior Iran, yang memicu kekhawatiran mengganggu produksi energi di wilayah tersebut.

Muncul konflik baru AS dengan Iran akan semakin menambah daftar panjang ketidakpastian ekonomi global. Di mana sebelumnya AS lebih dulu mengerem laju pertumbuhan global akibat perang dengan China.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Minyak

Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Potensi peningkatan harga minyak merupakan dampak jangka pendek yang bisa dirasakan Indonesia adapun dampak jangka panjang jika eskalasi Iran dan AS memanas akan menambah ketidakpastian global.

Mengingat Indonesia merupakan negara net importir minyak, maka sangat berpotensi adanya peningkatan nilai impor, sehingga hal itu menjadi tantangan di tengah usaha pemerintah untuk memperkecil defisit pada neraca perdagangan dan transaksi berjalan.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 13.900 per dolar AS hingga 14.000 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya