Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper membantah pernyataan menarik pasukannya dari Iran, setelah beredar surat penarikan dari seorang jenderalnya.
Advertisement
Surat itu berbunyi: AS ingin melakukan reposisi pasukan dalam beberapa hari atau pekan mendatang, setelah parlemen Irak meminta pergi.
"Belum ada keputusan untuk meninggalkan Irak," ujar Esper seperti dikutip dari BBC, Selasa (6/1/2020).
Kesimpangsiuran ini muncul di tengah ancaman terhadap pasukan Amerika setelah AS membunuh jenderal Iran Qasem Soleimani. Dia meninggal dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pada Jumat 3 Januari atas perintah Donald Trump.
Pembunuhan itu meningkatkan ketegangan regional. Iran bahkan mengancam balas dendam kepada AS.
Pasukan AS di Irak memiliki fokus utama gugus tugas dalam melatih dan membantu pasukan Irak.
Tentara AS yang ditugaskan di Irak berjumlah hingga lebih dari 5.000, dan menjadi bagian dari Combined Joint Task Force - Operation Inherent Resolve yang didirikan pada 2014 untuk menangani kelompok ISIS.
Apa Isi Surat Tersebut?
Dilaporkan oleh The Guardian, Senin 6 Januari 2020, Surat AS kepada militer Irak tersebut tampak ditandatangani oleh komandan jenderal AS di Irak, Brigjen William Seely.
Isinya mengungkapkan bahwa tentara AS "akan memposisikan ulang selama beberapa hari dan minggu mendatang untuk mempersiapkan pergerakan selanjutnya".
Dalam surat tersebut juga berisikan gugus tugas akan berusaha menjaga gangguan seminimal mungkin dan melakukan banyak pengangkutan udara di malam hari "untuk mengurangi persepsi" bahwa AS membawa lebih banyak pasukan ke Zona Hijau di Baghdad, seperti dikutip dari The Guardian.
Advertisement
Mark Esper Pastikan Tidak Ada Keputusan Meninggalkan Irak
Mengutip dari BBC, Mark Esper mengatakan: "Tidak ada keputusan apa pun untuk meninggalkan Irak." "Saya tidak tahu apa surat itu ... Kami sedang berusaha mencari tahu dari mana itu berasal, apa itu.".
Mark Esper juga menegaskan: "Tapi tidak ada keputusan yang dibuat untuk meninggalkan Irak. Titik.".
Seorang wartawan di Pentagon juga mendapatkan pernyataan dari Mark Esper yang mengatakan: "Surat itu tidak konsisten dengan di mana kita berada sekarang" dan bersikeras bahwa tidak ada keputusan yang diambil untuk mengevakuasi Irak, seperti dikutip dari The Guardian.
Pernyataan juga dibuat oleh Ketua Kepala Staf Gabungan AS Mark Milley, yang mengatakan bahwa surat itu adalah "sebuah kesalahan", seperti dilaporkan oleh BBC.
Mark Milley mengatakan bahwa itu (surat) adalah rancangan yang tidak mengandung kata-kata yang buruk, belum ditandatangani dan seharusnya tidak dirilis. Itu sedang diedarkan untuk masukan, termasuk dari Irak, seperti dikutip dari BBC.