Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membeberkan langkah yang akan dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir dalam merapikan bisnis hotel milik BUMN yang induknya tidak memiliki core bisnis perhotelan.
Cara tersebut ialah dengan menyatukan pengelolaan hotel tersebut kepada BUMN yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias sudah IPO (initial public offering).
"Untuk hotel-hotel di BUMN nanti akan disatukan (pengelolaannya), dimasukkan ke perusahaan BUMN yang sudah IPO," ujar Arya di Kementerian BUMN, Selasa (7/1/2020) malam.
Baca Juga
Advertisement
Rencananya, pengelolaan hotel ini akan diserahkan kepada BUMN dengan kinerja yang kurang baik, sehingga nantinya BUMN tersebut bisa meningkatkan performanya.
Namun, Arya belum mengetahui secara pasti BUMN mana saja yang bakal mengelola bisnis hotel tersebut. Skema pengelolaannya pun masih disusun.
"Ini masih dicari apakah bentuknya diambil, atau dibeli untuk memperkuat Tbk (perusahaan terbuka) itu," ujar Arya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Erick Thohir Bakal Bentuk Kluster BUMN Manufaktur
Menteri BUMN Erick Thohir dikabarkan akan segera membentuk kluster industri manufaktur. Untuk hal tersebut, dirinya menunjuk enam perusahaan BUMN untuk membentuk kluster industri manufaktur.
Direktur Utama PT Barata Indonesia Fajar Harry Sampurno menyatakan, Barata akan menjadi koordinator dalam pembentukan kluster tersebut.
Adapun, enam perusahaan tersebut ialah PT Barata Indonesia (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT Industri Kereta Api (Persero), dan PT Industri Kapal Indonesia (Persero).
"Di SK Pak Menteri menugaskan enam perusahaan untuk membentuk kluster tersebut," ujar Harry di Kementerian BUMN, Selasa (7/1/2020).
Nantinya, dalam pembentukan kluster industri tersebut, operasional enam BUMN akan dikonsolidasikan. Kluster tersebut bakal memproduksi kapal, turbin dan alat berat lain. Produksinya akan dilakukan di masing-masing lokasi BUMN saat ini.
"Ada 6 perusahaan, dari Sabang sampai Ambon. Sabang, Ambon, Makassar, Bitung, Manado. Ada 17 lokasi," paparnya.
Advertisement
Dukung Percepatan Pembangunan Kilang Pertamina
Diklaim Harry, kluster industri ini bakal mendukung percepatan pembangunan kilang Pertamina.
"Kita konsolidasikan operasi dulu. Saling sinergi untuk pembuatan kapal laut, lalu pemeliharaannya. Kita juga mendukung percepatan pembangunan kilang Pertamina dan pembangkit PLN," ujarnya.
Rencananya, kluster ini bakal tergabung dalam holding yang rencananya akan dibentuk tahun ini.
"Mungkin holding. Dulu namanya NSHI (National Shipbuilding and Heavy Industry). Di SK Pak Menteri kluster industri manufaktur. Karena PAL, kan, ikut pertahanan," ucapnya.