AS Keluarkan Peringatkan Bagi Warganya di Jakarta Terkait Hujan Besar hingga 12 Januari

Kedubes AS waspada terhadap efek hujan besar hingga 12 Januari mendatang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Jan 2020, 10:17 WIB
Anak-anak bermain air saat banjir menggenangi Jalan Jatinegara Barat, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Hujan yang terjadi kemarin malam membuat Kali Ciliwung meluap ke jalan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) telah merilis peringatan cuaca terkait potensi hujan besar pada 12 Januari mendatang. Peringatan itu juga berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Prediksi-prediksi cuaca menunjukan indikasi wilayah Jabodetabek akan mengalami hujan besar yang tidak biasa hingga 12 Januari 2020," jelas Kedubes AS dalam peringatannya seperti dikutip dari id.usembassy.gov, Rabu (8/1/2020).

Warga AS pun diminta waspada terhadap efek hujan besar tersebut, seperti banjir hingga mati listrik.

"Waspadai badai petir dan angin kencang dengan kemungkinan banjir, tanah longsor, mati listrik, dan kondisi jalan yang sulit di seluruh area," tulis peringatan itu.

Kedubes AS memberikan sejumlah saran tindakan seperti membuat rencana darurat di situs https://ready.gov. Warga AS pun diminta memantau media massa dan keadaan sekitar.

Situs-situs lokal terkait cuaca seperti https://bmkg.go.id dan Peta Bencana juga disarankan sebagai rujukan terkait potensi hujan besar yang melanda.

Kedubes AS juga meminta warganya mengikuti akun Twitter dan Facebook resmi kedutaan di Jakarta dan Surabaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BPPT Sebut Modifikasi Cuaca Turunkan Curah Hujan Jabodetabek hingga 40 Persen

Warga dievakuasi menggunakan perahu karet dari salah satu gang di Kawasan Rawajati yang tergenang banjir, Jakarta, Rabu Rabu (1/1/2020). Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Selasa sore (31/12/2019) mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melanjutkan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Operasi ini bertujuan untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, operasi modifikasi cuaca yang dilakukan sejak 3 Januari tersebut, menunjukkan hasil positif. Intensitas hujan dapat ditekan hingga 40 persen. 

"Kalau kita membandingkan dengan prakiraan, kita menganggap bahwa harapan kita untuk mengurangi intensitas hujan sampai 30-40 persen, itu kelihatannya menunjukkan hasil yang cukup signifikan," kata Riza, ditemui usai rapat di Kemenko PMK, Jakarta.

Program TMC, kata dia, akan terus dilakukan. Sebab jika menilik prediksi BMKG, udara basah dan bibit-bibit siklon dari arah Afrika masih akan terjadi.

"Tadi dari BMKG menyampaikan bukan hanya udara basah yang datang dari Afrika, tapi ada bibit-bibit siklon yang membawa angin kencang dan hujan yang lebat yang harus kita antisipasi dan kita mitigasi lebih lanjut lagi," ujar Riza.

Sejauh ini, dalam pelaksanaan modifikasi cuaca, telah dilaksanakan 16 sorti penerbangan. Delapan penerbangan dengan menggunakan CN-295 dan delapan penerbangan dengan menggunakan Cassa 212.

"Delapan sorti penerbangan menggunakan CN-295 itu (mengangkut) 2,4 ton. Dengan Cassa 212 itu sekitar 800 kilogram setiap kali dalam satu penerbangan," terang dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya