Kebakaran Hutan Australia Hanguskan Rumahku, Hanya Kucing yang Bisa Diselamatkan

Rumah keluarga Gabriel Kam (16) baru-baru ini dilalap oleh kebakaran hutan yang melanda Australia. Tidak ada waktu untuk melindungi apa pun kecuali dua kucing dan pakaian yang dikenakan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jan 2020, 17:01 WIB
Rumah Gabriel, tempat dia tinggal bersama orang tuanya selama 20 tahun. (Liputan6/BBC/Gabriel Kim)

Liputan6.com, Australia - Rumah keluarga Gabriel Kam baru-baru ini dilalap oleh kebakaran hutan yang melanda seluruh Australia. Sejak September 2019, setidaknya 24 orang tewas dan kebakaran telah menghancurkan lebih dari 1.500 rumah di seluruh negeri.

"Anda tidak akan pernah berpikir kehilangan segalanya sampai terjadi," kata remaja berusia 16 tahun itu kepada Radio 1 Newsbeat. "Kejutan itu sulit saya terima sepenuhnya." tambahnya.

Desa Gabriel, Balmoral, berjarak sekitar dua jam perjalanan ke Sydney bagian selatan. Kini juga terdampak kebakaran hutan Australia pertama kali terjadi pada 19 Desember. Dua hari kemudian api kian besar berkobar lagi - saat itulah rumah Gabriel hancur dilahap si jago merah.

Dilansir dari BBC, Senin (6/1/2020), keluarga Gabriel telah mengikuti saran petugas pemadam kebakaran untuk menebang pohon kecil atau semak-semak yang mungkin terbakar.

Gabriel mengatakan "tidak banyak yang bisa kami lakukan" untuk mempersiapkan apa yang akan datang. “Kamu tahu itu akan datang. Tetapi pada akhirnya, kamu sepenuhnya berada di bawah belas kasihan ibu pertiwi... kamu tidak berdaya."

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Hancur dalam Sekejap

Gabriel Kam memeluk ibunya setelah rumah mereka hancur dalam sekejap. (Liputan6/BBC/The Sydney Morning Herald)

Gabriel mengatakan rumah mereka "hancur dalam sekejap" dan tidak ada waktu untuk melindungi apa pun kecuali dua kucing dan pakaian yang dikenakan.

Gabriel dan keluarganya sekarang tinggal dekat dengan kerabat keluarga.

"Satu hal yang akan Anda dengar dari banyak pemadam kebakaran adalah bahwa api ini terasa seperti hidup... Api itu benar-benar menghancurkan rumah kami".

"Kami punya kaca berlapis ganda yang harus kau hantam dengan palu godam beberapa kali untuk memecahnya. Tapi dengan api, kaca itu langsung hancur."

"Ketika kami kembali ke reruntuhan, kaca-kaca itu telah mencair di tanah."

"Kami memiliki furnitur di luar yang hancur begitu cepat sehingga meninggalkan jejak pada furnitur yang berada di dinding. Apa pun yang ada di dalam rumah tidak dapat dikenali," katanya.


Bantuan dari Penggalangan Dana

Petugas pemadam kebakaran menggambarkan kebakaran itu terdengar seperti mesin jet.(Liputan6/BBC/The Sydney Morning Herald)

"Satu-satunya cara agar api berhenti adalah melalui hujan deras yang terus-menerus. Sayangnya, hujan tidak akan segera tiba di Australia.”

Sebagian dari upaya bantuan telah datang dari sumbangan internasional termasuk penggalangan dana untuk layanan kebakaran di New South Wales, yang telah mengumpulkan lebih dari A $ 20 juta hanya dalam 48 jam.

Gabriel telah mulai menggalang dana untuk keluarga dan daerah setempat, ia mengatakan, mendapatkan dukungan dari seluruh dunia adalah yang “benar-benar menghangatkan hati."

"Orang-orang yang harusnya tidak perlu peduli masih membantu sebanyak mungkin karena kita semua adalah manusia."

"Komunitas internasional perlu memahami apa yang terjadi di Australia. Ini tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Tidak ada yang belum tersentuh api," katanya.


Tindakan Scott Morrison

Perdana Menteri Australia Scott Morrison (AP/Andrew Taylor)

Sejauh ini Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah memanggil 3.000 pasukan cadangan untuk membantu selagi angin yang lebih kuat dan cuaca panas diperkirakan masih terjadi di daerah bencana.

PM Scott Morrison baru-baru ini diejek warga selama kunjungan ke Cobargo di New South Wales, yang hanya beberapa jam dari rumah Gabriel.

Orang-orang itu mengatakan pemerintah tidak berbuat banyak untuk membantu masyarakat.

Gabriel setuju bahwa "ada rasa frustrasi", tetapi mengatakan ada "rasa kebersamaan yang luar biasa".

Meskipun 20% dari desa dilaporkan kehilangan rumah mereka karena api, Gabriel mengatakan dia berharap masyarakat akan dapat "pulih kembali lebih kuat dari yang pernah kami lewati".

"Kami mempunyai orang-orang yang belum pernah kami temui sebelumnya sampai akhirnya mereka mendatangi kami dan berkata, 'Jika Anda membutuhkan tempat tinggal, Anda dapat tinggal di tempat kami. Jika Anda membutuhkan pakaian, kami memiliki banyak yang dapat kami berikan kepada Anda'."

"Kami akan melewati ini sebagai teman bersama-sama, dan kami akan saling membantu untuk bangun kembali."

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya