Menlu Retno: Presiden Jokowi Perintahkan Diplomasi Ekonomi Jadi Prioritas

Menlu Retno Marsudi menyebut diplomasi ekonomi akan menjadi prioritas.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 08 Jan 2020, 15:30 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika menyampaikan kata sambutan dalam acara cocktail reception di Jakarta, 7 Januari 2020.(Liputan6.com/Benedikta Miranti T.V)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri mengadakan acara Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2020 yang diadakan di kantor Kementerian Luar Negeri pada Rabu, 8 Januari 2020. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi turut menjelaskan misi diplomasi Indonesia tahun ini.

Mendampingi Menlu Retno Marsudi, turut hadir Wamenlu Mahendra Siregar, para duta besar RI yang bertugas di luar negeri, sejumlah diplomat serta perwakilan Kadin dan sektor swasta lainnya. 

Dalam acara tersebut, Menlu Retno telah menyampaikan banyak capaian yang berhasil dilakukan oleh Kemlu. Kini, giliran ia menyampaikan rencana diplomasi Indonesia untuk tahun 2020.

Atas perintah Presiden Jokowi, Kemlu siap mengemban tugas untuk fokus untuk meningkatkan diplomasi ekonomi di tahun yang baru ini.

Diplomasi Indonesia akan dijalankan berdasarkan prioritas 4+1 yaitu: penguatan diplomasi ekonomi; diplomasi perlindungan; diplomasi kedaulatan dan kebangsaan; dan peran Indonesia di kawasan dan global. Sementara plus satu-nya adalah penguatan infrastruktur diplomasi.

Dalam 5 tahun ke depan, diplomasi ekonomi akan betul-betul diperkuat. Wakil Menteri Luar Negeri telah mendapatkan tugas khusus Presiden RI untuk memperkuat diplomasi ekonomi.

Penugasan-penugasan konkret akan diberikan kepada para Kepala Perwakilan dalam memperkuat diplomasi ekonomi.

Menlu Retno menegaskan beberapa hal yang harusnya diubah dalam upaya mencapai diplomasi ekonomi ini. Tren negatiif harusnya beralih jadi energi positif, pesimisme yang harus diubah jadi optimisme, rivalitas yang harusnya beralih jadi kerja sama serta trust deficit yang harus diganti jadi strategic trust

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Faktor Strategis Kawasan Indo-Pasifik

Kapal nelayan Natuna. (Dok. Ajang Nurdin)

Menteri Retno menjelaskan Kawasan Indo-Pasifik menjadi aset saat ini dan masa depan bagi Sustainable Global Growth. 

Maka dari itu, kolaborasi dirasa perlu untuk dimajukan karena akan menjadi game changer dari situasi dunia yang mengkhawatirkan dan akan mendorong pertumbuhan dunia yang lebih tinggi. 

Indonesia pun sudah berkomitmen untuk terus berada di depan guna memperkokoh paradigma Collaborative Strategic Outlook. 

Diplomasi ekonomi juga akan difokuskan untuk menarik investasi yang berkualitas dalam mendukung prioritas pembangunan Indonesia yang sustainable, pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, penguatan industri hilir dan pembangunan pulau-pulau terluar, terdepan, termasuk Kepulauan Natuna.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya