Liputan6.com, Jakarta - PT Visionet Internasional (OVO) dan PT Pegadaian (Persero) menandatangani Nota kesepahaman untuk mendorong inklusi keuangan melalui pemanfaatan teknologi digital.
Nantinya nasabah Pegadaian bisa melakukan transaksi keuangan lewat OVO. Misalnya pembayaran transaksi, top-up dan pencairan (disbursement).
Tak hanya itu kerja sama ini juga akan meliputi program pendaftaran, registrasi, dan upgrade OVO sesuai dengan penerapan prinsip-prinsip KYC (know-your-customer) OVO.
"Dengan ini akan semakin meniadakan kesenjangan layanan keuangan berbasis teknologi bagi pengguna," kata Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra di The Gade Coffee and Gold Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Rabu (8/1).
Baca Juga
Advertisement
Dalam kerja sama ini keduanya sepakat untuk terbuka dalam menggali potensi kerjasama untuk meningkatkan layanan bagi masing-masing nasabah. Peningkatan adopsi penggunaan pembayaran digital ini akan mempercepat tercapainya target inklusi keuangan pemerintah.
Sinergi antara institusi keuangan non-bank ini berpotensi membawa lebih dari 13,4 juta nasabah Pegadaian ke dalam ekosistem keuangan digital. Berdasarkan data terakhir, OVO memproses Rp 1 miliar transaksi dalam satu tahun secara real time, dengan peningkatan jumlah transaksi lebih dari 70 persen di tahun 2019.
Sinergi strategis ini juga secara signifikan mendorong pertumbuhan tingkat inklusi keuangan dan memperkecil jumlah penduduk yang belum tersentuh layanan perbankan. Berdasarkan survei nasional literasi keuangan Otoritas Jasa Keuangan pada November 2019, indeks inklusi keuangan kini telah mencapai 76 persen .
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jadikan Indonesia Kekuatan Ekonomi Digital
Karaniya menegaskan komitmen OVO ini dalam rangka mendukung target pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
OVO juga secara khusus merangkul masyarakat yang belum tersentuh kemudahan layanan keuangan modern ke dalam ekosistem ekonomi digital. Saat ini 28 persen pengguna OVO termasuk kategori underbanked.
Strategi ekosistem terbuka yang dilakukan OVO, secara signifikan memperluas adopsi serta pertumbuhan jumlah merchant. Khususnya pengusaha mikro, kecil dan menengah yang sebelumnya tidak tersentuh layanan keuangan modern.
"Ini selaras dengan layanan keuangan Pegadaian dengan fokus pada segmen nasabah yang sama.”
Pada tahum 2019, tercatat OVO mengalami pertumbuhan jumlah nilai transaksi sejumlah 55 persen. Peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan lebih dari 40 persen. Hal ini menggarisbawahi terus bertumbuhnya adopsi layanan keuangan digital, serta kepercayaan pengguna terhadap ekosistem OVO.
Advertisement
Tingkatkan Akses bagi Nasabah
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan kerjasama dengan OVO akan meningkatkan akses nasabah Pegadaian ke dalam ekosistem keuangan digital nasional yang terus berkembang. Pihaknya perlu memastikan pemerataan akses terhadap sistem pembayaran modern yang terintegrasi, aman dan nyaman serta akuntabel.
Kerjasama ini juga mengedukasi lebih banyak masyarakat untuk bertransaksi non-tunai. "Kolaborasi ini kunci bagi pelaku industri keuangan seperti kami untuk terus bertumbuh bersama,” kata Kuswiyoto.
Kuswiyoto menegaskan, komitmen Pegadaian untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Sebagai badan usaha milik negara dengan dividen terbesar ke-tujuh (2018) di angka Rp1,3 triliun dan laba bersih di tahun yang sama senilai Rp 2,7 triliun.
Kerjasama ini adalah wujud komitmen Pegadaian untuk terus berinovasi. Saat ini Pegadaian secara aktif menggerakkan 1.804 tenaga pemasar serta 9.623 agen yang membawa layanan lebih dekat pada nasabah.