Pemerintah Siapkan Strategi Dongkrak Ekspor UMKM 2 Kali Lipat di 2024

Kontribusi UMKM dalam total ekspor Indonesia saat ini baru mencapai sekitar 14,5 persen per tahun

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Jan 2020, 17:44 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan) memberi keterangan saat konferensi pers di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Teten menyatakan pihaknya bertekad membawa produk-produk UMKM masuk ke dalam rantai pasok global (global value chain). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, berbagai instansi pemerintah telah bersinergi menyiapkan strategi untuk mendukung titah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam meningkatkan ekspor UMKM hingga dua kali lipat pada 2024.

Sebagai informasi, kontribusi UMKM dalam total ekspor Indonesia saat ini baru mencapai sekitar 14,5 persen per tahun. Jika dinaikan hingga dua kali lipat, maka pemerintah target mendongkrak kontribusi UMKM pada kegiatan ekspor di 2024 hingga 30 persen.

"Kita target tahun 2024 itu kan naik dua kali lipat dari sekarang. Ini tentu arahan yang optimis, ambisius lah. Saya kira kalau kita melihat perbandingan dengan negara lain, sebenarnya kita masih kecil sementara potensi kita besar. Karena itu strategi kita mencapai target ekspor itu akan fokus mengembangkan UMKM dan koperasi di sektor-sektor tertentu yang memang permintaan dunianya tinggi," papar Menteri Teten di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Sebagai contoh, ia menyebutkan beberapa komoditas Indonesia yang permintaan di pasar global tinggi antara lain produk makanan/minuman berbasis kelautan, pertanian dan perkebunan.

"Yang kedua yang lagi growing juga adalah home decor, seperti furniture, kerajinan, muslim fashion, itu cukup tinggi. Jadi saya kira kita optimis kalau kita fokus pengembangan UMKM-nya di sektor produksi di sektor yang permintaan dunianya tinggi meskipun ekonomi dunia sedang lesu, saya kira kita bisa mencapai target ekspor," tuturnya.

Guna mencapai tujuan tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM dikatakannya akan bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Perindustrian.

"Jadi kalau Kementerian Koperasi kan tupoksinya adalah membina pengembangan usahanya. Sektor teknisnya ada di kementerian lain," sambungnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mitra dengan Usaha Besar

Pedagang kerajinan menunggu pembeli saat pameran UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12/2019). UMKM Export BRILian Preneur 2019 berlangsung hingga 22 Desember. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia kemudian membagi produk UMKM dalam dua klasifikasi, yakni pelaku usaha kecil dan besar. Bagi pelaku kecil, Menteri Teten mementingkan adanya agregator dan trading house untuk menghubungkan produk UMKM dengan pasar global. Baik lewat e-commerce maupun lewat perdagangan biasa.

"Yang besar ini kita perlu kemitraan. Kemitraan dengan usaha besar yang sudah terhubung dengan pasar global. Saya kira itu aja pendekatannya," ungkap Menteri Teten.

Saat ditanya seberapa besar target kontribusi UMKM pada kegiatan ekspor di 2020, ia belum bisa menjawabnya. Namun ia memprediksi itu akan mencapai titik puncak pada periode 2021-2022.

"Kita akan lihat. Tentu mungkin kita harapkan 2021-2022 itu jadi pick up-nya. Karena nanti pada 2023-2024 sudah tahun politik, biasanya ini terhambat. Jadi kita belum bisa pastikan berapa persen per tahunnya, karena kita terus konsolidasi," pungkas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya