BPH Migas Akui Ada Keterlambatan Pengiriman BBM saat Natal dan Tahun Baru

Selama masa posko Natal dan Tahun Baru dari 18 Desember 2019 hingga 8 Januari 2020 atau selama 21 hari penyaluran gasoline turun 34,51 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Jan 2020, 19:15 WIB
Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamina Dex mulai dari Rp500 hingga Rp900 per liter mulai 1 Juli 2018. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pegatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengakui ada keterlambatan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) saa‎t masa natal dan tahun baru (nataru).

Komite Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Hendry Ahmad mengatakan, terjadi keterlambatan penyaluran BBM saat masa nataru. Namun keterlambatan tersebut tidak sampai membuat kelangkaan.

"Secara umum pendistribusian BBM tidak terjadi kelangkaan memang ada keterlambatan pengiriman, tapi tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang melakukan pengisian BBM," kata Hendry, di Kantor BPH Migas, Jakarta, Rabu (8/1/2019).

Menurut Hendry, keterlambatan penyaluran BBM disebabkan faktor cuaca, ‎terdapat keterbatasan kemampuan alat transportasi untuk menerjang gelombang tinggi.

"Biasanya jika cuaca ekstrim tidak ada kapal besar, pakai kapal kayu itu yang membuat pengiriman terlambat," ujarnya.

Selama masa posko Natal dan Tahun Baru dari 18 Desember 2019 hingga 8 Januari 2020 atau selama 21 hari penyaluran gasoline turun 34,51 persen dari rata-rata penyaluran normal harian tahun 2019, tapi naik 5,08 persen dibandingkan penyaluran Natal  dan Tahun Baru 2018-2019.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rincian Penyaluran

Pemotor mengisi BBM di SPBU Pertamina, Jakarta, Kamis (15/6). Mulai tanggal 18 Juni-24 Juli, harga Pertamax menjadi Rp.8000 8000 yang berlaku di SPBU bertanda khusus yang tersebar di jalur mudik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rinciannya RON 88 penyaluran turun 39,81 persen dibanding konsumsi harian. RON 90 juga turun 11,19 persen dibanding konsumsi harian, RON 92 turun 59,1 persen dan RON 95 turun 11,55 persen dibandingkan konsumsi harian.

Untuk bahan bakar avtur penyalurannya pada masa natal tahun baru kali ini meningkat 4,58 persen dibandingkan konsumsi harian. Kemudian untuk LPG mengalami kenaikan penyaluran sebesar 22,09 persen dibandingkan dengan konsumsi harian atau sekitar 4.801 metrik ton (MT).

‎Kemudian untuk gasoil atau solar konsumsinya turun 12,78 persen, dibanding konsumsi harian normal 2019 namun meningkat dibandingkan natal dan tahun baru 2018-2019.

‎"Jadi kalau solar turun itu biasa dalam setiap tahun ada aktivitas lebaran natal industri berhenti. Itu penurunan menggunakan bahan baka‎r solar bukan karena menurunya pertumbuhan ekonomi, truk juga memilih tidak beroperasi saat kondisi seperti itu," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya