Jawa Timur Sudah Masuk Puncak Musim Penghujan

Biasanya puncak musim penghujan terjadi pada Januari dan Februari.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 08 Jan 2020, 23:30 WIB
Tugu Pahlawan Merah Putih di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)

Liputan6.com, Surabaya - Kondisi cuaca secara umum di Jawa Timur termasuk Surabaya telah memasuki puncak musim penghujan. Biasanya puncak musim penghujan terjadi pada Januari dan Februari.

"Jadi hingga bulan depan (Februari) kita masih berada di puncak musim hujan, kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya, Taufiq Hermawan.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surabaya mengingatkan nelayan untuk tetap menjaga keselamatan. Bahkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma)  mengimbau nelayan memperhatikan kondisi cuaca terkini sebelum berangkat melaut. Ini mengingat berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca dalam seminggu ke depan diprediksi tidak bagus.

"Saya sedih kalau ada warga saya yang kena musibah. Karena itu, tolong sekali lagi saja saya titip, kalau cuaca kondisi buruk, tolong jangan dipaksakan untuk melaut,” kata Risma.

Oleh karena itu, sebelum nelayan berangkat melaut, Risma mengimbau agar melihat Weather Information Display (WID) untuk mendapatkan informasi seputar kondisi cuaca. 

Videotron atau WID tersebut, dapat membantu nelayan mendapatkan informasi tentang keselamatan perairan. Sebagaimana dapat digunakan sebagai acuan untuk pergi menangkap ikan.

"Yang biasanya panjenengan (Anda) akan berangkat ke laut, panjenengan bisa melihat nanti (WID). Kenapa ini penting, karena ini untuk keselamatan panjenengan semuanya,” pesannya.

Namun demikian, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini berharap kepada para nelayan agar hal ini dilakukan tidak hanya beberapa hari ke depan. Pihaknya berharap, para nelayan itu terus memanfaatkan WID sebelum berangkat melaut.

"Ini saya berharap berlanjut seterusnya, bukan hanya untuk seminggu ini. Saya harap panjenengan (Anda) tetap melihat (WID) itu,” kata dia.

Pemkot Surabaya telah memasang enam WID di beberapa titik pesisir Kota Surabaya. Tahun 2018, telah terpasang di Taman Suroboyo (Kel. Cumpat, Kec. Kedungcowek), Masjid Al Mabrur (Kel. Nambangan Perak, Kec. Kedungcowek), Tambat Labuh Sontoh (Kel. Tambak Sarioso, Kec. Asemrowo).

Sedangkan pada 2019, WID telah terpasang di Sentra Ikan Romokalisari (Jl. Romokalisari I, Benowo Kota Surabaya), Titik Kumpul Nelayan Tambak Wedi (Jl. Tambak Wedi, Kenjeran, Kota Surabaya), dan Titik Kumpul Nelayan Kalisari (Jl. Kalisari, Mulyorejo, Kota Surabaya).

Data yang ditampilkan di Weather Information Display (WID) itu, didapatkan dari BMKG Maritim Tanjung Perak. Data tersebut merupakan data realtime yang diperbaharui setiap harinya dan berisi beberapa informasi. Mulai dari suhu, kelembapan udara, cuaca, kecepatan dan arah angin, tinggi gelombang hingga jarak pandang.

"Ini semua terhubung ke SIUTS (Surabaya Integrated Urban Transport System) Joyoboyo, dan ke depan kita akan bekerjasama dengan BMKG untuk bisa terkoneksi dengan Early Warning System bila ada tsunami atau cuaca buruk lainnya, jadi kita sedang berkoordinasi untuk mengajukan,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pemkot Surabaya Dapat Apresiasi

Tugu Pahlawan Merah Putih di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)

Kendati demikian, pihaknya mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemkot Surabaya dengan memasang WID di beberapa titik pesisir pantai. Dia menuturkan, melalui WID ini pemkot memberikan fasilitas kepada masyarakat agar bisa memahami kondisi cuaca yang ada. Dengan begitu, mereka bisa mengetahui kondisi cuaca dan mengantisipasi lebih dini.

"Jadi ketika masyarakat mengetahui melalui display (WID), kondisi cuaca lembab masyarakat bisa mengantisipasi. Demikian juga ketika kondisi gelombang tinggi masyarakat juga bisa mengantisipasi," ujar Taufiq.

Sebagai diketahui, selain memasang enam WID di daerah pesisir pantai, Pemkot Surabaya juga memasang TV wall di balai-balai RW atau perkampungan nelayan. TV wall yang berjumlah 20 unit tersebut, juga berfungsi sama seperti WID yang dapat menampilkan layanan informasi cuaca secara realtime kepada para nelayan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya