Liputan6.com, Tehran - Pemerintah Iran secara mengejutkan tidak mau menyerahkan dua blackbox pesawat Boeing 737 yang jatuh di Tehran. Keputusan itu diambil pejabat penerbangan Iran karena alasan yang tidak jelas.
Dilaporkan Business Insider, Rabu (8/1/2020), Iran tidak mau menyerahkan blackbox itu ke Boeing. Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Ali Abedzadeh juga berkata tak yakin ke mana harus mengirim blackbox itu.
Baca Juga
Advertisement
Pesawat yang mengalami tragedi itu terbang dari Iran menuju Ukraina pada Rabu pagi pukul 6.20 pagi. Sekitar 10 menit setelah lepas landas, pesawat terbakar di udara sebelum jatuh dan meledak di dekat pemukiman di barat daya Tehran.
Seluruh 176 penumpang dipastikan tewas. Kabar sebelumnya sempat beredar jumlah penumpang antara 160 sampai 180 orang.
Pesawat Boeing 737 tersebut dioperasikan oleh Ukraine International Airlines. Pesawatnya ternyata juga masih berusia tiga tahun.
Pesawat Boeing 737-800 ini tidak sama dengan 737-MAX yang mengalami kecelakaan beberapa waktu yang lalu di Indonesia.
Jatuhnya pesawat itu terjadi selang beberapa jam setelah Iran menembakan roket ke pangkalan AS di Irak. Pemerintah Iran berkata pesawat jatuh karena ada kesalahan teknis. Pemerintah Ukraina menolak setuju kesimpulan Iran karena investigasi masih berlangsung.
Pihak Boeing berkata siap membantu investigasi jatuhnya pesawat bila diperlukan. "Ini adalah hari tragis dan simpati dari hati terdalam kami untuk kru, penumpang, dan keluarga mereka," ujar Boeing.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Indonesia Keluarkan Imbauan untuk WNI di Irak, Iran dan Negara Sekitar yang Tengah Tegang
Serangan drone AS yang menewaskan jenderal top Iran Qasem Soleimani di Irak berbuntut panjang. Aksi tersebut memicu eskalasi hubungan kedua negara ditambah Irak.
Imbauan untuk warga asing di ketiga negara tersebut akhirnya dikeluarkan, salah satunya dari Indonesia. Pemerintah megimbau WNI di Irak, Iran dan negara sekitar dalam sejumlah hal. Berikut di antaranya, seperti dikutip dari situs Kemlu.go.id, Rabu (8/1/2020):
1. Memperhatikan situasi politik dan keamanan di wilayah Irak, Iran dan sekitarnya, masyarakat WNI diimbau untuk:
a. Terus meningkatkan kewaspadaan;b. Mengikuti informasi dan imbauan otoritas setempat, terutama terkait situasi keamanan.c. Terus menjaga komunikasi dengan Perwakilan RI terdekat.
2. Segera hubungi Perwakilan RI setempat/terdekat jika memerlukan informasi dan bantuan.
3. Nomor hotline yang dapat dihubungi:
KBRI Baghdad: +964 780 6610 920/+9647500365228KBRI Tehran: +989120542167KBRI Kuwait City:+965-9720 6060KBRI Manama:+973-3879 1650KBRI Doha:+974-33322875KBRI Abu Dhabi:+971-566-156259KBRI Amman: +962 7 7915 0407KBRI Damascus: +963 954 444 810KBRI Beirut: +961 5 924 676KBRI Muscat: +968 9600 0210KBRI Riyadh: +966 56 917 3990KJRI Dubai: +971-56-3322611/+971-56-4170333KJRI Jeddah: +966-50360 96674. Untuk mengantisipasi kemungkinan eskalasi dan dampaknya terhadap WNI, rencana kontijensi telah disiapkan oleh Kementerian Luar Negeri bersama Perwakilan-perwakilan RI di wilayah tersebut.
5. Kementerian Luar Negeri RI telah mengaktifkan kembali crisis centre dengan nomor +62 812-9007-0027.
Advertisement