Jakarta Real Madrid memainkan Luka Jovic sejak menit awal saat mereka sukses mengalahkan Valencia 3-1, Kamis (9/1/2020), di King Abdullah Sport City, Jeddah, Arab Saudi. Namun, Jovic kemudian digantikan Mariano Diaz pada menit ke-83.
Diplot menggantikan Karim Benzema di lini depan, Jovic tak banyak memberikan kontribusi. Tiga gol Real Madrid pada laga melawan Valencia dicetak pemain yang berstatus sebagai gelandang, yakni Toni Kroos (15'), Isco (39') dan Luka Modric pada menit ke-65.
Advertisement
Selama kurang lebih setengah musim berkostum Real Madrid, Luka Jovic dianggap belum menunjukkan kualitas terbaiknya. Performa Jovic musim ini bisa dibilang jauh dari kata mengesankan.
Padahal, El Real harus merogoh kocek dalam-dalam untuk memboyong sang pemain ke Santiago Bernabeu pada bursa transfer musim panas 2019. Real Madrid harus menggelontorkan 60 juta euro untuk mendatangkan Jovic dari Eintracht Frankfurt.
Dengan banderol lumayan besar, Jovic tentunya diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih terutama dalam urusan mencetak gol. Namun, hingga saat ini pemain berpaspor Serbia itu baru menyumbang gol dari penampilan bersama El Real di semua ajang.
Kondisi tersebut membuat Jovic kerap mendapat kritikan. Bahkan, ia dikabarkan akan dilepas jika ada klub yang berminat meminang.
Namun, Real Madrid mungkin tak perlu tergesa-gesa untuk melepas sang pemain dalam waktu dekat. Los Blancos setidaknya harus memberikan kesempatan kepada Luka Jovic untuk menunjukkan kapasitasnya.
Berikut ini Bola.com merangkum dari Ronaldo.com, Rabu (8/1/2020), alasan Real Madrid harus mempertahankan Luka Jovic meski minim kontribusi.
1. Usia Masih Muda
Saat ini, Luka Jovic baru berusia 21 tahun. Usia yang terbilang muda dan masih punya waktu untuk berkembang. Luka Jovic masih berpotensi menjadi satu di antara striker terbaik di dunia.
Presiden Real Madrid, Florentino Perez, mendatangkan Jovic untuk menjadi pemain masa depan El Real. Meskipun tentu saja banyak yang berharap Jovic langsung menunjukkan kualitas pada musim pertamanya. Jovic membutuhkan waktu untuk menjadi pemain kunci Real Madrid.
Advertisement
2. Kemampuan Mencetak Gol
Satu di antara alasan Real Madrid meminang Luka Jovic ialah kemampuannya dalam mencetak gol. Musim lalu, Jovic menyumbang 27 gol untuk Eintracht Frankfurt di semua kompetisi.
Catatan yang cukup mentereng untuk pemain yang baru berusia 21 tahun. Tak banyak pemain muda yang mempunyai kemampuan seperti Jovic saat diplot sebagai striker.
Kondisi tersebut tentunya menunjukkan Luka Jovic sebagai sosok penyerang yang berbahaya.
3. Suksesor Karim Benzema
Banyak yang menganggap Luka Jovic akan bermain di sebelah Karim Benzema dalam waktu dekat. Striker Serbia itu bisa tampil di dalam kotak penalti dan memberi kebebasan terhadap Karim Benzema untuk berkreasi.
Namun, tugas penting Jovic ialah menggantikan Karim Benzema jika hengkang atau gantung sepatu. Saat ini, Benzema masih mampu bermain untuk bermain beberapa tahun lagi.
Luka Jovic tentunya masih mempunyai waktu untuk mengembangkan potensinya dan bisa sejajar dengan Karim Benzema.
Advertisement
4. Terlalu Cepat Meninggalkan Real Madrid
Real Madrid mendatangkan Luka Jovic pada bursa transfer musim panas 2019. Jovic diharapkan bisa meneruskan catatan impresif bersama Eintrach Frankfurt ke Real Madrid.
Namun, hal itu urung terwujud hingga pertengahan musim 2019-2020. Jovic justru banyak mendapatkan kritik atas penampilannya pada musim ini, terutama dari media.
Para penggemar melontarkan kritik kepada Jovic karena sang pemain masih belum sesuai harapan.
Di sisi lain, pemain asal Serbia itu belum mendapatkan kesempatan bermain yang cukup di Real Madrid. Los Blancos setidaknya harus memberi kesempatan kepada sang pemain untuk beradaptasi
5. Banderol Mahal
Real Madrid harus menggelontorkan 60 juta euro (Rp902 miliar) untuk mendatangkan Jovic dari Eintracht Frankfurt. Banderol yang bisa dibilang cukup mahal, terutama untuk pemain muda.
Sejauh ini, Luka Jovic baru mencetak satu gol di semua kompetisi. Meskipun masih minim kontribusi, El Real tak perlu melepasnya.
Selain itu, Jovic tak usah meninggalkan Santiago Barnebeu dengan status pinjaman. Jovic terlalu mahal untuk itu.
Jovic hanya perlu meningkatkan performanya dan belajar lebih banyak dari rekan satu timnya.
Disadur dari: Bola.com (Penulis: Faozan Tri Nugroho/Editor: Yus Mei Sawitri, published 9/1/2020)
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Advertisement