Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus ikut angkat suara terkait konflik antara Iran dan Amerika Serikat (AS) yang mencuat di awal tahun ini. Hal yang membuat khawatir Paus Fransiskus adalah konflik ini bisa merugikan Irak.
"Saya memperbarui permintaan saya kepada segala pihak yang berkepentingan agar menghindari eskalasi konflik dan terus menyalakan api dialog dan menahan diri untuk sepenuhnya menghormati hukum internasional," ujar Paus Fransiskus di Vatikan seperti dilansir AP News, Kamis (9/1/2020).
Baca Juga
Advertisement
Rasa khawatir Paus Fransiskus disampaikan kepada para duta besar di Takhta Suci Vatikan. Penyerangan Jenderal Qasem Soleimani juga membuat Vatikan khawatir terhadap kondisi pemeluk Katolik di wilayah Irak.
Paus Fransiskus sebetulnya berencana mengunjungi Irak tahun ini untuk mengunjungi korban serangan dan persekusi ISIS. Kini tidak jelas apakah Paus Fransiskus akan jadi berkunjung.
Topik Timur Tengah yang dibahas Paus Fransiskus bukan hanya konflik Iran, melainkan perang dan krisis di Suriah, Yaman, dan Libya. Pemerintah dunia diminta agar tidak bungkam terkait masalah tersebut.
Paus Fransiskus juga memberikan apresiasinya kepada generasi muda atas aksi mereka melawan ancaman perubahan iklim. Isu lingkungan menjadi sorotan bagi kepausan Fransiskus.
Ia pun meminta masyarakat internasional untuk memperhatikan fenomena pemanasan global ketimbang kepentingan sepihak.
"Hal itu membutuhkan respons kolektif dengan meletakan kebaikan bersama ketimbang kepentingan-kepentingan tertentu," ujarnya.
Sejauh ini, konflik Iran dan AS mulai mereda. Presiden AS Donald Trump sudah berkata pihaknya siap berdamai dengan Iran. AS juga tak menunjukan indikasi membalas serangan Iran ke pangkalan militer mereka di Irak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kedamaian dan Senjata
Satu isu lainnya yang Paus Fransiskus bahas adalah masalah senjata nuklir. Ia kembali menegaskan bahwa memiliki senjata nuklir adalah suatu hal yang imoral.
Paus Fransiskus turut mengkritik argumen memiliki senjata nuklir untuk pertahanan diri (deterrent). Ia berkata bekerja sama lebih baik untuk perdamaian ketimbang memiliki senjata.
"Waktunya telah tiba bagi para pemimpin politik untuk menyadari bahwa dunia yang lebih aman tidak datang dari memiliki senjata penghancur masalah sebagai bentuk deterrent," ujar Paus Fransiskus.
"(Dunia yang lebih aman) datang dari usaha-usaha sabar dari laki-laki dan wanita berniat baik yang mengabdikan diri mereka secara konkrit pada bidangnya masing-masing demi membangun dunia yang damai, solider, dan memiliki rasa saling hormat," pungkasnya.
Advertisement