Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi memperpanjang status tanggap darurat banjir hingga 15 Januari 2020. Hal ini mengingat dampak pasca banjir di sejumlah titik yang masih perlu banyak pembenahan.
Bantuan pun terus mengalir kepada korban di wilayah yang terdampak banjir. Dapur-dapur umum juga disediakan pemerintah untuk mendistribusikan makanan ke para warga.
Advertisement
Salah satunya warga terdampak banjir di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, yang mendapat bantuan dari Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI (Pepabri) dan Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL).
"Saya turut prihatin atas banjir yang melanda, semoga sedikit bantuan dari kami bisa membantu warga masyarakat. Selain itu, bentuk hadirnya Lemhanas sebagai lembaga pendidikan tertinggi di tengah masyarakat," kata Ketua Umum IKAL, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar kepada Liputan6, Kamis (9/1/2020).
Mantan Menteri Perhubungan pada Kabinet Gotong Royong itu, bersama Wakil Wali Kota Bekasi, juga mengunjungi Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) yang menjadi titik banjir terparah mencapai 5 meter.
Dampak kerusakan pasca banjir masih sangat jelas terlihat di lokasi. Banyak rumah-rumah warga dan jalan sekitar yang bahkan masih terendam lumpur. Pemkot Bekasi mengaku terus fokus melakukan upaya-upaya penanggulangan di masa-masa tanggap darurat ini.
"Kita harap Selasa minggu depan persoalan terkait lumpur dan sampah yang ada di warga bisa kita selesaikan. Kita akan tambah kegiatan pasca bencana, yang merupakan proses dari tanggap darurat yang kita tetapkan," kata Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto di lokasi.
Pemkot Bekasi, kata dia, juga akan menambah alat berat untuk membantu proses pengangkutan sampah dari hulu hingga hilir.
"Di hulunya di TPA nya yang kita tambah lagi alat beratnya untuk mempercepat turunnya sampah. Tapi di hilir karena sampahnya besar-besar, ada kasur, spring bed, lemari, nah inilah yang tidak memungkinkan untuk diangkut secara manual. Nah ini kita tambahi, termasuk beko-beko yang ada. Saat ini kita tambah 65, dan nanti kita tambah jadi 100," ungkapnya.
Tri mengaku di hari ke 9 pasca banjir ini, kegiatan pelayanan publik dan sekolah-sekolah sudah kembali berjalan dengan normal.
"Saya kira mulai hari Senin kemarin seluruh pemerintah sudah berjalan secara normal. Hanya ada beberapa sekolah yang masih melakukan pembersihan. Ya alhamdulilah secara berangsur, hari ini sekolah dan pemerintah relatif normal kembali," akunya.